Cari Blog Ini

Senin, 23 Mei 2011

VirtaPay

VirtaPay

Kamis, 11 Maret 2010

lap. ptk

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Usman menjelaskan (2001:4) bahwa proses belajar-mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar. Interaksi dalam peritiwa belajar mengajar mempunyai arti yang lebih luas, tidak sekedar hubungan antara guru dan siswa, tetapi berupa interaksi edukatif. Dalam hal ini bukan hanya penyampaian pesan berupa materi pelajaran, melainkan penanaman sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang belajar.
Model pembelajaran merupakan salah satu unsur yang ikut membangun jalinan interaksi dalam peristiwa belajar mengajar didalam kelas. Tidak hanya itu, metode pembelajaran juga faktor yang berperan penting dalam mempengaruhi kreaktivitas siswa dan pencapaian hasil belajar. Oleh karena itu guru harus memiliki kompetensi mengajar, paling tidak memiliki pemahaman dan penerapan berbagai model belajar-mengajar serta hubungannya dengan materi ajar, disamping kemampuan profesional lainnya yang menunjang. Meskipun disadari bahwa dalam menentukan model pembelajaran yang dianggap paling tepat adalah sesuatu yang sulit, banyak model pembelajaran yang dapat digunakan, masing-masing punya keunggulan dan kelemahan, tergantung pada tujuan pembelajaran itu sendiri.
Majid (2007:136) menjelaskan bahwa metode apapun yang digunakan oleh pendidik/guru dalam menjalankan proses pembelajaran di kelas, yang perlu diperhatikan adalah hubungan yang menyeluruh terhadap prinsip-prinsip kegiatan belajar mengajar. Ada 5 prinsip yang harus diperhatikan dalam menjalankan kegiatan belajar mengajar. yaitu: berpusat kepada anak didik (student oriented), belajar dengan melakukan apa yang dipelajari (learning by doing), mengembangkan kemampuan sosial (learning to live together), mengembangkan keingintahuan dan imajinasi sehingga memancing rasa ingin tahu anak didik dengan cara berpikir kritis dan kreatif, serta mengembangkan kreaktivitas dan keterampilan dalam memecahkan masalah.
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru dituntut untuk kreatif dalam melaksanakan suatu metode pembelajaran tertentu agar seluruh siswa dapat belajar dengan aktif dalam mengembangkan segala kemampuannya baik kognitif, afektif, maupun psikomotor sehingga segala potensi yang dimiliki dapat dikembangkan secara optimal. Penggunaan variasi model pembelajaran yang tepat dapat menimbulkan suasana yang menyenangkan dalam kelas dan juga dapat meningkatkan motivasi belajar, sehingga siswa mau bekerja keras dalam belajar. SMAN 1 Keliling Danau Kerinci adalah salah satu lembaga pendidikan tingkat menegah atas.
Permasalahan yang ditemui pada SMAN 1 Keliling Danau Kerinci adalah belum termotivasinya siswa/i untuk mengikuti pelayanan BK di kelas, terutama pada siswa kelas XD. Hal ini dibuktikan bahwa selama proses kegiatan layanan berlangsung, siswa belum mampu berinteraksi dengan materi layanan. Mereka ada yang masih membicarakan hal-hal yang tidak ada hubungan dengan materi yang sedang dibahas. Suasana kelas cenderung tidak kondusif. Selain itu, siswa merasa tidak nyaman berada di dalam kelas. Sehingga siswa berusaha mencari cara untuk dapat keluar kelas dengan beraneka ragam alasan. Hanya sebagian kecil siswa yang memiliki keseriusan untuk mengikuti kegiatan pelayanan BK di kelas itupun sebatas pada siswa tertentu saja. Selain itu, siswa tidak mau tahu dan sangat malas menjawab pertanyaan yang dilontarkan guru pembimbing. Padahal pertanyaan tersebut berhubungan erat dengat materi yang sedang diberikan.
Rendahnya kreatifitas siswa dalam mengikuti pelayanan BK di kelas disebabkan oleh berbagai faktor, baik yang berasal dari dalam diri siswa maupun faktor yang berasal dari luar diri siswa tersebut. Salah satu faktor yang menyebabkan kurangnya kreativitas siswa karena rendahnya motivasi untuk mengikuti pelayanan BK. Selain itu siswa juga kesulitan dalam memahami materi layanan informasi pelayanan BK di kelas, karena metode pembelajaran yang belum tepat. Sehingga siswa malas dan tidak memiliki keseriusan dalam mengikuti pelayanan BK di kelas.
Iryasman (2006:10) menjelaskan bahwa salah satu metode pembelajaran yang sedang berkembang pesat adalah metode Cooperatif Learning. Pada dasarnya metode ini merupakan pengembangan dari metode diskusi konvensional. Saat ini metode ceramah dikemas dalam berbagai model yang intinya tetap bekerja sama antar siswa, tetapi modelnya dimodifikasi sedemikian rupa. Sehingga metode diskusi, melahirkan pembelajaran bermakna, mengasyikkan dan lebih menghidupkan susana pembelajaran.
Salah satu metode pembelajaran Cooperatif Learning ini adalah model Talking Stick (tongkat berjalan). Metode ini fleksibel dan mudah dalam menjalankannya., membutuhkan sarana dan prasarana yang sederhana.
Bertitik tolak dari uraian di atas, maka dirasa perlu mengadakan penelitian berkenaan dengan pelaksanaan Model Talking Stick (tongkat berjalan) di SMAN 1 Keliling Danau Kerinci kelas XA dengan harapan dapat menumbuh kembangkan kreativitas siswa terhadap pelayanan BK di Kelas. Mengingat waktu, kemampuan serta terfokusnya pokok pembahasan maka penelitian ini cuma terbatas melihat keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan yang diberikan guru dalam sebuah judul penelitian dengan indikator seberapa banyak siswa yang aktif menunjuk tangan dalam rangka menjawab pertanyaan yang dilontarkan guru dengan sebuah judul penelitian “ Upaya Peningkatan Keaktifan Siswa Menunjukkan Tangan Untuk Menjawab Pertanyaan Pada Mata Pelayanan BK di kelas XA SMAN 1 Keliling Danau Kerinci Melalui Model Pembelajaran Talking Stick (Tongkat Berjalan)”.
B. Masalah dan Pemecahan Masalah
1. Masalah
Masalah yang dikemukakan disini adalah:
“Rendahnya keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan di kelas XA SMAN 1 Keliling Danau Kerinci Melalui Model Pembelajaran Talking Stick (Tongkat Berjalan)”.

2. Pemecahan Masalah
Melalui model pembelajaran Talking Stick (tongkat berjalan), diharapkan dapat menumbuh kembangkan keaktifan siswa dalam menjawab Pertanyaan di kelas XA SMAN 1 Keliling Danau Kerinci.

C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian ini adalah “Apakah dengan menggunakan model pembelajaran Talking Stick (tongkat berjalan), dapat menumbuh kembangkan keaktifan siswa dalam kelas menjawab Pertanyaan di kelas XA SMA N 1 Keliling Danau Kerinci.
D. .Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk dapat mengungkapkan informasi tentang model pembelajaran Talking Stick (tongkat berjalan) dalam rangka menumbuh kembangkan keaktifan siswa dalam menjawab Pertanyaan di kelas XD SMAN 1 Keliling Danau Kerinci.
E. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memperbaiki kualitas pelayanan BK di Kelas, sehingga nantinya bermanfaat bagi:
1. Guru, untuk dapat memperbaiki model pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran terutama dalam pembelajaran Sejarah
2. Pimpinan, untuk dapat melakukan pembinaan terhadap guru dalam upaya meningkatkan proses pembelajaran di sekolah.








BAB II
KAJIAN TEORI

A. Kajian Pustaka
1. Hakekat Pembelajaran
Arikunto (1993:19) menjelaskan bahwa secara sederhana belajar diartikan sebagai suatu proses yang terjadi karena adanya usaha untuk mengadakan perubahan terhadap diri manusia yang melakukannya dengan maksud memperoleh perubahan dalam dirinya, baik berupa pengetahuan, keterampilan maupun sikap. Kegiatan belajar yang terjadi di sekolah merupakan upaya yang sudah dirancang berdasarkan teori-teori belajar sehingga diharapkan hasil belajar menjadi maksimal. Dengan demikian maka kegiatan belajar yang terjadi di sekolah merupakan realisasi dari dua upaya, yaitu: upaya diri manusia sebagai pemenuhan kebutuhan untuk mengembangkan diri dan upaya sekolah, yang dalam hal ini meneruskan tujuan negara yang berfungsi sebagai pengarah bagi pengetahuan, keterampilan dan sikap yang akan diperoleh oleh manusia belajar.
1. Seorang guru pembimbing yang baik dalam proses pemberian layann tentunya tidak terlepas dari peranannya sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan, partisipan, ekspeditor, perencana, supervisor, motivator, dan konselor dalam kelasnya. Adanya kendala yang ditemui dalam pembelajaran, cara penyelesaiannya tentu tidak terlepas dari bagaimana guru pembimbing tersebut dapat meningkatkan peran dan kompetensinya, karena bagaimanapun proses pelayanan BK dan hasil pelayanan BK yang diproleh siswa sebaagian besar ditentukan oleh peranan dan kompetensi guru pembimbing itu sendiri.
Guru pembimbing sebagai motivator guru hendaknya dapat memotivasi siswa dalam pembelajaran Cohen (dalam Arikunto,1993:67) mengungkapkan bahwa penelitian tentang motivasi telah di mulai oleh MC Clelland (1961) yang dikenal sebagai studi pengukuran N’ Ach”. Merupakan sebuah istilah populer dalam bidang pendidikan singkatan dari ” need for achiefment ”, suatu bentuk kebutuhan (need) yang dimiliki seseorang untuk sesuatu pencapaian (achievement). Daya dalam diri seseorang yang mendorongnya melakukan sesuatu, atau keadaan seseorang atau organisme yang menyebabkan kesiapannya untuk memulai serangkaian tingkah laku atau perbuatan disebut dengan motif. Sedangkan motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu. Jenis Motivasi ini terdiri dari:
1. Motivasi Intrinsik
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dari orang lain. Tetapi atas kemauan sendiri.
2. Motivasi ekstrinsik
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain, sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau belajar
Ada beberapa cara membangkitkan motivasi intrinsik :
1. Kompetensi atau persaingan
2. Pace making ( Membuat tujuan sementara atau dekat )
3. Tujuan yang jelas
4. Kesempurnaan untuk sukses
5. Minat yang besar
6. Mengadakan penilaian atau tes
Sebagai pengajar guru hendaknya mampu mengembangkan kreativitas siswa. Dengan adanya kreaktivitas siswa ini serta kemampuan guru yang profesional dalam pembelajaran, akan menyebabkan pembelajaran yang dilaksanakan menjadi aktif. Aktivitas murid sangat diperlukan dalam kegiatan pelayanan BK, sehingga muridlah yang seharusnya banyak aktif, sebab murid sebagai subjek didik, dialah yang merencanakan dan ia sendiri yang melaksanakan belajar, aktivitas pelayanan yang dimaksud disini adalah aktivitas jasmani maupun mental.

2. Pembelajaran Aktif
Zaini dkk (2004: xvi) menjelaskan bahwa pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak anak didik untuk belajar aktif. Ketika anak didik belajar dengan aktif, berarti mereka yang mendominasi aktifitas pembelajaran. Dengan ini anak didik secara aktif menggunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok dari materi ajar, memecahkan persoalan atau mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari ke dalam satu persoalan yang ada dalam kehidupan nyata.
Melalui belajar aktif, maka akan mengarahkan anak didik untuk senantiasa memiliki kreatifitas yang tinggi. Secara umum kreatifitas merupakan suatu aspek psikologi yang menjadi sangat terkenal sebagai objek penelitian di Inggris pada tahun 1970-an. Beberapa istilah mempunyai arti yang hampir sama adalah imajinasi, keaslian, berpikir divergen, instuisi, eksplorasi, dan keunggulan Guilford (dalam Arikunto 1993;78) melalui teori Trait mengemukakn cici-ciri anak kreatif terlihat antara lain dari:
1. Sensitif tidaknya anak dalam melihat sesuatu masalah.
2. Orisinil tidaknya ide atau pikiran yang dikemukakan.
3. Langar atau tidaknya anak dalam mengemukakan idenya.
4. Fleksibel tidaknya anak dalam berfikir.
5. Mampu tidaknya anak mengutarakan kembali pengetahuan yang dimiliki.
Ogilvie (dalam Arikunto 1993: 78) dari hasil penelitiannya menunjukkan tiga hal yang penting yang berkenaan dengan kreativitas dalam pengajaran yaitu:
1. Kreatifitas anak ada hubungannya dengan pengaturan kelas.
2. Bagaimanapun dikehendaki originalitasnya namun kreatifitas anak banyak tergantung dari pengalamannya.
3. Kreatifitas anak sangat tergantung dari susunan kurikulum (model pembelajaran) yang diperuntukkan bagi pembentukan kreativitas mereka.
Berdasarkan uraian d iatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran aktif ditandai dengan tingginya kreaktivitas siswa dalam kegitan belajar yang sedang berlangsung. Dengan tingginya kreaktivitas siswa dalam kegitan belajar, maka pembelajaran yang sedang berlangsung sudah dapat dikatakan sebagai pembelajaran aktif yang nantinya akan menciptakan suasana kelas yang menyenangkan.
3. Strategi Model Pembelajaran Tongkat Berjalan
Adanya peranan guru pada pembelajaran tongkat berjalan terlihat dalam mengatur permainan berupa tanya jawab antar guru dan siswa, antar siswa dengan siswa menuntut guru harus menguasai teknik bertanya. Hal ini karena dalam proses belajar mengajar, bertanya memainkan peranan penting, sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat pula akan memberikan dampak positif terhadap siswa. Usman (2001: 74) menjelaskan bahwa dampak positif adanya pertanyaan terhadap siswa yaitu:
1. Meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
2. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu masalah yang sedang dihadapi atau dibicarakan.
3. Mengembangkan pola dan cara belajar aktif dari siswa sebab berpikir itu sendiri sesungguhnya adalah bertanya.
4. Menuntun proses berpikir siswa sebab pertanyaan yang baik akan membantu siswa agar dapat menentukan jawaban yang baik.
5. Memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang dibahas.
Selain itu keterampilan dan kelancaran bertanya guru perlu dilatih dan ditingkatkan, baik isi pertanyaan maupun teknik bertanya. Selanjutnya guru juga harus menguasai dasar-dasar pertanyaan yang baik. Usman (2001: 74) mengutarakan bahwa dasar-dasar pertanyaan yang baik adalah sebagai berikut:
1. Jelas dan mudah dimengerti oleh siswa
2. Berikan informasi yang cukup untuk menjawab pertanyaan
3. Difokuskan kepada suatu masalah atau tugas tertentu
4. Berikan waktu yang cukup kepada anak untuk berpikir sebelum menjawab pertanyaan.
5. Bagi kan semua pertanyaan kepada seluruh murid secara merata.
6. Berikan respon yang ramah dan menyenangkan sehingga timbul keberanian siswa untuk menjawab atau bertanya.
7. Tuntun lah jawaban siswa sehingga mereka dapat menemukan sendiri jawaban yang benar.
Usman (2001:76) menambahkan bahwa dalam bertanya hendaklah memperhatikan beberapa hal yaitu:
1. Kehangatan dan keantusiasan
2. Kebiasaan yang perlu dihindari
a. Jangan mengulang pertanyaan, bila siswa tidak mampu menjawabnya. Hal ini dapat menurunkan partisipasi siswa.
b. Jangan mengulang-ulang jawaban siswa. Hal ini akan membuang waktu, siswa tidak memperhatikan jawaban temannya karena menunggu komentar dari guru.
c. Jangan menjawab sendiri pertanyaan yang diajukan, sebelum siswa memperoleh kesempatan untuk menjawabnya. Hal ini membuat siswa frustrasi dan mungkin ia tidak akan mengikuti pelajaran.
d. Usahakan agar siswa tidak menjawab pertanyaan secara serempak, karena guru tidak dapat mengetahui dengan pasti siapa yang menjawab benar dan siapa yang salah serta menutup kemungkinan berinteraksi selanjutnya.
e. Menentukan siapa yang menjawab sebelum mengajukan pertanyaan akan menyebabkan siswa yang tidak ditunjuk lebih dahulu kepada seluruh siswa baru kemudian guru menunjuk salah seorang untuk menjawabnya.
f. Pertanyaan ganda, Guru kadang-kadang mengajukan pertanyaan yang sifatnya ganda, menghendaki beberapa jawaban atau kegiatan yang harus dilakukan siswa.
Untuk memancing keaktifan siswa, maka diberlakukan semacam reward berupa hukuman dan hadiah. Sebenarnya hukuman memang seperti ” Pil Pahit”, tidak enak dimakan, tapi mengandung manfaat. Hukuman sebagai ”alat yang terakhir”, digunakan karena tidak ada lagi upaya lain untuk mengatasi masalah, terutama agar siswa bisa berinteraksi dengan kegiatan pembelajaran. Jadi dalam hal ini hukuman diharapkan dapat berfungsi menekan, menghambat atau mengurangi bahkan menghilangkan (kalau dapat) perbuatan-perbuatan yang menyimpang. Sebaliknya bagi mereka yang bisa menjawab dengan benar dan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya diberikan hadiah berupa tepuk tangan.
Menurut Emer dan kawan-kawan (dalam Arikunto 1993: 160) ada bermacam-macam hadiah mulai dari yang berbentuk simbul, pengakuan, kegiatan sampai yang berwujud benda. Dengan adanya trik hukuman dan hadiah berupa pujian seperti ini terlihat untuk kegiatan selanjutnya mereka yang belum lagi berinteraksi dalam pembelajaran mulai serius dan yang mendapat penghargaan lebih semangat. Jadi dalam hal ini ternyata hadiah berupa pengakuan/pujian penghargaan ataupun hukuman dapat memancing minat siswa untuk aktif dalam belajar.
Sehubungan dengan perobahan prilaku di atas sesuai kiranya dengan teori Hukuman menurut Good dan Brophy (dalam Arikunto 1993: 168),antara lain:
1. Teori penjeraan, teori ini mengatakan bahwa jika subjek didik mendapat hukuman tidak akan mengulangi perbuatan yang menyebabkan timbulnya hukuman semula.
2. Teori sistim Motivasi, teori ini mengatakan bahwa jika individu mendapat hukuman, maka akan terjadi perobahan dalam sistim motivasi dalam diri individu. Perubahan yang terjadi dalam sistim motivasi tersebut mengakibatkan penurunan pada individu untuk mengurangi atau menurunkan frekwensi prilaku atau tindakan yang berhubungan dengan timbulnya hukuman tersebut.
Iryasman (2006:12) menjelaskan bahwa langkah-langkah yang harus dilakukan dalam melaksanakan model pembelajaran Talking Stick (tongkat berjalam) adalah sebagai berikut:
1. Guru menyampaikan indikator.
2. Guru memberikan tugas membaca sumber secara individu.
3. Guru memberikan tongkat kepada siswa secara acak.
4. Siswa yang menerima tongkat diberi pertanyaan.
5. Guru menambahkan pemahaman materi.
6. Guru bersama siswa menyimpulkan materi.
B. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan yang dikemukakan pada penelitian ini adalah ”Dengan menggunakan model pembelajaran Talking Stick (Tongkat Berjalan) dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan di kelas XD SMAN 1 Keliling Danau Kerinci.






BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1999:6) mendefinisaikan bahwa secara singkat PTK sebagai suatu kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk memantapkan rasional dari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukannya itu, serta memperbaiki kondisi dimana preaktek-praktek pembelajaran tersebut dilakukan. Untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut, PTK dilaksanakan berupa proses pengkajian berdaur (cyclical) yang terdiri dari empat tahap:
1. Merencanakan
2. Melakukan Tindakan
3. Mengamati
4. Merefleksi
Setelah dilakukan refleksi atau perenungan yang mencakup analisis, sintesis, dan penilaian terhadap hasil pengamatan terhadap proses serta hasil tindakan tadi biasanya muncul permasalahan atau pemikiran baru yang perlu mendapat perhatian, sehingga pada gilirannya perlu dilakukan perencanaan ulang, tindakan ulang dan pengamatan ulang serta diikuti pula dengan refleksi ulang. Demikianlah tahap-tahap kegiatan ini terus berulang sampai sesuatu permasalahan dianggap teratasi sehingga nanti proses pembelajaran menjadi lebih baik dan bermakna.
B. Rancangan Penelitian
1. Setting
Penelitian ini dilakukan di kelas XD SMAN 1 Keliling Danau Kerinci. Dimulai pada awal bulan Februari sampai awal bulan Juni 2009.
2. Prosedur
Proses yang dilakukan dalam penelitian ini menempuh beberapa tahapan. Peneliti mengambil kelas XD sebagai objek penelitian, karena kelas ini merupakan kelas yang paling rawan dibanding kelas lainnya, ditinjau dari segi pengelolaan kelas. Tahapan berikutnya adalah mengurus izin dari sekolah, membuat Instrumen observasi dan pengolahan data.
3. Pelaksanaan Tindakan Penelitian
Dalam proses penelitian tindakan kelas ini yang diamati adalah perubahan yang terjadi pada proses pembelajaran setelah guru menggunakan model pembelajaran Talking Stick. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan atas beberapa siklus. Setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Setelah pelaksanaan dilakukan dan diamati, maka dilihat perubahan yang terjadi pada proses pembelajaran, antara lain sejauh mana kesiapan siswa untuk konsenterasi dalam belajar dan sejauh mana siswa mampu untuk mengkomunikasikan kembali hasil perolehannya selama mengikuti pelajaran. Kalau perubahan yang diharapkan sudah nampak dan memenuhi kriteria yang ditentukan maka ditetapkan apakah penelitian ini sudah memenuhu sarat untuk dihentikan.
Pelaksanaan Siklus I
a. Perencanaan
Perencanaan penelitian pada siklus I ini dimulai dengan melakukan pertemuan dengan guru pamong yang berlangsung diruang wakil kepala sekolah. Pada pertemuan saat tersebut dilakukan pembahasan tentang;
1. Menetapkan Jadwal
2. Mengkaji Silabus dan Buku Paket
3. Menyusun Rencana Pembelajaran
4. Menyusun Lembaran Observasi dan Pengamatan
5. Menyusun Angket
6. Diskusi Hasil Pengamatan
b. Pelaksanaan Tindakan Kelas
Pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus I ini dilakukan dengan langkah langkah sebagai berikut:
1. Membuka pelajaran (apersepsi dan motivasi)
2. Menjelaskan model pembelajaran yang akan dilaksanakan (Langkah langkah Talking Stick)
3. Menjelaskan indikator yang harus dicapai selama pembelajaran
4. Menjelaskan kriteria penilaian dan skor perolehan
5. Menjelaskan peraturan dan tata tertib selama pembelajaran, antara lain;
a. Siswa yang yang sama sekali tidak bisa menjawab pertanyaan diberi hukuman yaitu disuruh berdiri didepan, baca lagi buku, sampai mereka benar menguasai jawaban.
b. Siswa yang berhasil menjawab pertanyaan diberi hadiah berupa penghargaan/ tepuk tangan dan tambahan point.
6. Menutup pembelajaran (guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran, memberikan penguatan).
c. Observasi / Pengamatan
Dalam melakukan observasi pada saat pembelajaran, Penulis dibantu oleh teman mahasiswa PL dan diawasi oleh guru pamong. Caranya yaitu dengan menghitung berapa orang yang telah mau menunjuk tangan untuk menjawab pertanyaan yang diberikan.
d. Refleksi
Setelah evaluasi dilakukan pada siklus I maka dilakukan penilaian berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Penilaian dilihat dan didasarkan terbatas pada tingkat keseriusan siswa dalam pembelajaran dengan jalan melihat keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan yang dilontarkan sehubungan dengan materi yang diajarkan.
Pelaksanaan Siklus II
Pelaksanaan tindakan pada silkus II polanya sama dengan silkus I. Siklus II dilaksanakan jika pelaksanaan siklus I belum sempurna. Siklus II Setelah dilakukan untuk melaksanakan perbaikan dam penyempurnaan dalam cara pelaksanaan model pembelajaran Talking Stick (tongkat berjalan) dan penentuan strategi sesuai dengan hasil evaluasi sebelumnya.
C. Teknik dan alat pengumpul data
1. Teknik pengumpul data
a. Pengamatan/observasi
b. Wawancara
2. Alat Pengumpul Data
a. Lembaran observasi
b. Pedomam wawancara
D. Analisi Data
Hasil pengamatan aktivitas siswa selama PBM dianalisi dengan menggunkan analisi persentase, yaitu data pada lembar observasi dihitung dan dipersentasekan sebagai berikut:
Pesentase Aktif menjawab pertanyaan = Jumlah siswa aktif yang menunjuk tangan x 100%
Jumlah siswa seluruhnya

Standar penilaian yang digunakan untuk memberikan kesimpulan tersebut berupa % menurut Arikunto (1989) dalam Butar (2003:20):
80% < Aktivitas < 100% = Sangat tinggi
61% < Aktivitas < 79% = Tinggi
41% < Aktivitas < 60% = Sedang
21% < Aktivitas < 40% = Rendah
0% < Aktivitas < 20% = Sangat rendah

Dalam perubahan rata-rata % aktivitas belajar dapat ditentukan dengan rumus:
% perubahan = % AII - % AI
Keterangan:
% AI = % Aktivitas siklus I
% AII = % Aktivitas siklus II

Untuk menentukan rata-rata aktivitas belajar yang terjadi pada dua kali pertemuan rumus yang digunakan:
Rata-rata aktivitas = TI + T2
2
Keterangan:
T1 = Aktivitas pada pertemuan 1
T2 = Aktivitas pada pertemuan 2

E. Kriteria keberhasilan
Setelah data didapat kemudian diolah, kemudian ditentukanlah keberhasilan pembelajaran dengan kriteria sebagai berikut:
1. Adanya perubahan proses pembelajaran kearah yang lebih baik.
2. Munculnya keaktifan siswa dalam menanggapi pertanyaan dan peningkatan kualitas jawaban.
3. < 61 % siswa aktif dalam menjawab pertanyaan Mata Pelajaran IPS Terpadu di lontarkan guru.





















BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Metode pembelajaran Talking Stick (tongkat berjalan) berhasil meningkatkan keaktifan siswa lokal XD dalam menjawab pertanyaan yang diberikan mengenai materi yang diajarkan..
2. Pemeraatan kesempatan mendapatkan giliran untuk menjawab pertanyaan dengan metode pembelajaran Talking Stick (tongkat berjalan) susah untuk diterapkan. Karena banyak sedikitnya pertanyaan yang bisa dibuat tergantung kepada materi layanan. Sehingga siswa tetap beranggapan distribusi
B. Saran
Guru disarankan untuk menggunakan metode pembelajaran Talking Stick (tongkat berjalan) dalam rangka meningkatkan keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan yang pada akhirnya akan menghasilkan minat belajar siswa yang tinggi. Kunci keberhasilan dalam metode pembelajaran Talking Stick (tongkat berjalan) adalah kemampuan dalam membaca dan memahami materi secara cepat. Jika siswa telah mampu untuk membaca cepat, maka metode ini semakin menyenangkan untuk digunakan.











DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi. Jakarta: PT Rineka Cipta
Butar, Vulmar Butar. 2003. ”Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika dengan Memberikan Latihan Terbimbing Pada Siswa Kelas III B SLTPN 7 Bukittinggi” Tugas Akhir. Padang : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Padang
Iryasman. 2006. Pembelajaran Kontekstual Pendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup Dan Model-Model Pembelajaran. Padang: LPMP Provimsi Sumatera Barat (Instruktur)
Kaswir. 2007. Membuat Susana Belajar Menyenangkan Dengan Menggunkan Strategi Reinforcement Pada Mata Pelajaran IPS di SMP N 2 Sintuk Toboh Gadang, Kabupaten Padang Pariaman. Skripsi. Jurusan Geografi. FIS-UNP
Majid, Abdul. 2007. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. 1999. Penelitian Tindakan Kelas, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah.
Usman, Moh Uzer. 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Zaini Hisyam, dkk. 2004. Strategi Pembelajarn Aktif. Yogjakarta: CTSD

LAPORAN

PENELITIAN TINDAKAN KELAS














Oleh:
surya





JURUSAN BIMBINGAN KONSELING
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2009

laporan ptk

LAPORAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
:”Meningkatkan Konsentrasi Siswa melalui Layanan Penempatan dan Penyaluran (penempatan tempat duduk)”.
Diajukan Sebagai Tugas Akhir Mata Kuliah PPL Kependidikan











Oleh :
Surya Hadi Putra
63818/2005




JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2009







Siklus Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus yang terdiri dari siklus pertama dan kedua tindakan dan siklus ketiga diskusi wawancara (memanggil siswa).
1. Pra Penelitian
Masalah utama yang ditemukan di kelas XI IPS I adalah rendahnya tingkat konsentrasi belajar siswa dalam proses pembelajaran. Siswa yang berjumlah 38 orang tidak konsentrasi dalam belajar, menurut pengamatan penulis kurangnya konsentrasi siswa ini karena siswa terpengaruh oleh teman sebangku yang kurang serius belajar dan karena kurang tepatnya posisi tempat duduk siswa. Untuk meningkatkan konsentrasi belajar siswa, penulis akan melakukan penukaran tempat duduk siswa. Pemindahan tempat duduk ini akan diobservasi selama 1 minggu lalu akan dilanjutkan pada siklus selanjutnya.
2. Siklus Pertama
a) Perencanaan
• Penelitian dilaksanakan pada saat pertemuan dalam kelas.
• Siaswa di observasi awal pada tempat duduk sebelum ia di pindahkan
• Semua siswa akan dipindahkan tempat duduknya secara acak karena terlihat belum tepatnya tempat duduk yang mereka tempati dan kurang sesuainya teman sebangku.
• Setelah dipindahkan siswa akan diobservasi.
• Pelaksanaan observasi bekerjasama dengan guru mata pelajaran.
b) Tindakan
Tindakan (action) yang dilakukan sewaktu masuk kelas, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
• Memindahkan siswa yang duduk dibagian barisan ke empat ke barisan pertama.
• Memindahkan siswa yang duduk dibagian barisan kedua ke barisan ketiga.
• Siswa ditukar pasangan tempat duduknya secara acak.
c) Pengamatan (observasi)
Pengamatan (observasi) dilakukan langsung oleh guru pembimbing selama 4 kali pertemuan tatap muka selama layanan informasi. Hal yang diamati adalah tingkat konsentrasi siswa setelah dipindahkan tempat duduknya.
d) Refleksi
Pada siklus pertama belum terlihat perubahan yang signifikan atau yang sesuai dengan yang diharapkan. Siswa yang telah ditempatkan pada tempat duduk yang tepat baru beberapa orang saja (kurang lebih 10-15 orang)dan terlihat mereka dapat konsentrasi dalam belajar.




3. Siklus Kedua
a) Perencanaan
• Siswa akan dipindahkan lagi tempat duduknya, tapi pada siklus kedua ini dilakukan secara acak (tidak perbarisan). Dijelaskan pada perencanaan karena tindak lanjut dari siklus pertama telah direncanakan sebalum masuk kelas.
• Setelah dipindahkan, maka akan dilakukan observasi kembali. Observasi yang dilakukan adalah melihat bagaimana peningkatan konsentrasi siswa setelah dipindahkan kembali.
• Pelaksanaan observasi bekerja sama dengan guru mata pelajaran.
b) Tindakan
Tindakan (action) yang dilakukan sewaktu masuk kelas, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
• Memindahkan atau menukar kembali tempat duduk siswa secara acak.
• Dari hasil observasi pertama siswa yang telah berubah dipindahkan kembali tempat duduknya dengan pasangan sebangku yang berbeda.
c) Pengamatan (observasi)
Pengamatan (observasi) dilakukan langsung oleh guru pembimbing selama 4 hari dan 2 hari dalam dibantu oleh guru mata pelajaran. Hal yang diamati adalah tingkat konsentrasi siswa yang telah dipindahkan kembali tempat duduknya dengan pasangan yang berbeda.

d) Refleksi
Pada siklus kedua ini terlihat adanya peningkatan yang lebih baik dari pada siklus pertama. Siswa sepertinya mulai menyadari bahwa dalam belajar perlu konsentrasi yang tinggi agar mendapatkan hasil belajar yang baik. Pada siklus ketiga akan dilakukan diskusi dan wawancara dengan siswa. Setelah dilakukan diskusi dan wawancara siswa, maka akan dilakukan kembali pemindahan tempat duduk. Namun pelaksanaanya dilakukan dengan bantuan wali kelas dan guru mata pelajaran.
4. Siklus Ketiga
a) Perencanaan
Pada siklus ketiga ini, yang dilakukan tidak lagi langsung memindahkan tempat duduk siswa. Siswa akan dipanggil secara berkelompok(8-10 orang) lalu dilakukan wawancara dan diskusi. Setelah itu akan dilakukan pemindahan kembali.
b) Tindakan
Tindakan (action) dilakukan di luar jam pelajaran. Pada siklus ketiga ini siswa yang dapat dipanggil sebanyak 15, dengan langkah-langkah sebagai berikut:



• Siswa dipanggil berkelompok (5 orang) secara bergantian.
• Kelompok pertama berjumlah 5 orang, siswa diajak diskusi dan diwawancara tentang hasil pemindahan yang telah dilakukan pada siklus pertama dan kedua untuk melihat tingkat konsentrasi mereka dalam belajar di dalam kelas.
• Kelompok kedua berjumlah 5 orang, siswa diajak diskusi dan diwawancara tentang hasil pemindahan yang telah dilakukan pada siklus pertama dan kedua untuk melihat tingkat konsentrasi mereka dalam belajar di dalam kelas.
• Kelompok ketiga berjumlah 5 orang, siswa diajak diskusi dan diwawancara tentang hasil pemindahan yang telah dilakukan pada siklus pertama dan kedua untuk melihat tingkat konsentrasi mereka dalam belajar di dalam kelas.
c) Pengamatan (observasi)
Pengamatan pada siklus ketiga ini langsung diamati oleh guru pembimbing, karena guru pembimbing langsung melakukan wawancara dan berdiskusi dengan siswa secara berkelompok(hasilnya akan dijelaskan pada refleksi).
d) Refleksi
Berdasarkan wawancara dan diskusi dengan siswa, maka pada siklus ini terungkap bahwa terdapat peningkatan yang lebih baik lagi dari pada siklus pertama dan kedua. Siswa mengungkapkan selain telah ditempatkan pada tempat duduk yang tepat dan teman sebangku yang sesuai dengan mereka, yang menyebabkan meningkatnya konsentrasi mereka adalah kesadaran yang tumbuh dari dalam diri mereka. Siswa mengatakan mereka menyadari bahwa dapat berkonsentrasi dalam belajar membuat hasil belajar mereka menjadi meningkat dan hal tersebut membuat mereka termotivasi untuk dapat konsentrasi dalam belajar.

















HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian ini merupakan informasi tentang data yang telah dikumpulkan selama berlangsungnya penelitian. Berdasarkan hasil observasi maka bab ini akan membahas tentang deskripsi data, analisis data dan pembahasan.
A. Deskripsi data
Data penelitian ini berupa tingkat konsentrasi siswa dalam belajar yang dilaksanakan dalam tiga siklus yang terdiri dari siklus pertama, kedua dan ketiga, maka penulis mendapatkan data tentang berapa banyak siswa yang mulai meningkat konsentrasi belajarnya.
Tabel I
No Siklus yang dilewati Jumlah siswa yang meningkat konsentrasinya
1. Siklus Pertama 8 orang siswa
2. Siklus Kedua 10 orang siswa
3. Siklus Ketiga 20 orang siswa

Setelah melewati tiga siklus yaitu dengan tindakan pemindahan tempat duduk, diskusi dan wawancara maka melalui layanan penempatan dan penyaluran dapat meningkatkan konsentrasi siswa dalam belajar. Bila dibandingkan dari refleksi awal ke siklus pertama, kedua dan siklus ketiga terdapat peningkatan konsentrasi siswa dalam belajar yaitu:
o Konsentrasi belajar pada refleksi awal belum ada, terlihat bahwa siswa tidak memperhatikan guru dengan serius dan adanya gangguan dari teman sebangku, seperti diajak mengobrol.
o Setelah melewati siklus pertama, konsentrasi belajar siswa meningkat 20% (8 dari 40 orang siswa).
o Setelah melewati siklus kedua, konsentrasi belajar siswa lebih baik lagi meningkat 25 % (10 dari 40 orang siswa).
o Pada saat siklus terakhir terjadi peningkatan yang sangat tinggi, siswa yang diwawancara dan yang ikut diskusi berhasil meningkatkan konsentrasi belajarnya. Peningkatannya mencapai 50% (20 dari 40 orang siswa).
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian diatas, terlihat adanya perubahan yang terjadi pada siswa kelas XI IPS I SMA N 9 Padang. Kurangnya konsentrasi siswa dalam pembelajaran diakibatkan karena tidak sesuainya tempat duduk dan teman sebangku siswa dalam kelas. Oleh karena itu penulis melakukan tindakan kelas melalui layanan penempatan dan penyaluran yaitu penempatan siswa pada tempat duduk didalam kelas.
Pada refleksi awal terlihat bahwa siswa kelas XI IPS I mengalami penurunan konsentrasi dalam pembelajaran yang mana disebabkan karena pengaruh tempat duduk dan teman sebangku yang tidak sesuai, maka dilaksanakanlah tindakan kelas melalui tiga siklus. Siklus pertama dilaksanakan dengan memindahkan siswa berdasarkan barisan tempat duduk(barisan 1 ke barisan 4, barisan 2 ke barisan 3 dan sebaliknya) lalu siswa diobservasi selama 1minggu, dari hasil observasi belum terlihat peningkatan yang diharapkan. Perubahan yang terjadi hanya 20% dari 40 orang siswa.
Pada minggu berikutnya dilaksanakan siklus kedua, dimana siswa yang telah mengalami perubahan dan yang belum mengalami perubahan dipindahkan lagi secara acak, setelah siklus kedua terlaksana maka siswa kembali diobservasi selama 1 minggu. Hasil observasi pada siklus ini mengalami peningkatan yaitu 25% dari 40 orang siswa, dimana terlihat siswa lebih konsentrasi dalam belajar setelah dilakukan penempatan lagi dan terlihat adanya kecocokan dengan teman sebangku.
Untuk siklus ketiga dilakukan wawancara dan diskusi bersama siswa, siswa dipanggil secara berkelompok. Kelompok pertama berjumlah 5 orang, kelompok kedua berjumlah 5 orang dan kelompok ketiga berjumlah 5 orang. Dari wawancara secara umum siswa yang datang mengungkapkan bahwa konsentrasi belajar mereka semakin meningkat karena merasa cocok dengan teman sebangku dan duduk ditempat yang tepat. Hasil diskusi bersama siswa pun terungkap bahwa mereka merasa nyaman dengan tempat duduk yang mereka tempati dan mereka mengharapkan penempatan tempat duduk secara bergantian ini dapat dilakukan secara berkesinambungan. Maka jelaslah pada siklus ketiga ini terlihat peningkatan yang lebih baik yaitu 50% dari 40 orang siswa. Namun bukan berarti 50% lagi siswa tersebut tidak mengalami perubahan, hanya saja perubahan mereka agak lambat atau belum maksimal dan sebagian siswa lagi memang siswa yang memmpunyai motivasi belajar yang kuat .
Jadi berdasarkan hasil penelitian dan pembahasannya, maka terungkap bahwa melalui layanan penempatan dan penyaluran dapat meningkatkan konsentrasi belajar siswa dalam proses pembelajaran.

Selasa, 23 Februari 2010

wiraswasta

artikel





wiraswasta

BAB I
PENDAHULUAN

A. Pengertian wiraswasta
Wiraswasta (wirausaha), dari asal ata wira : unggul, usaha: perbuatan/usaha. Wiraswasata adalah usaha-usaha yang mempunyai keunggulan tertentu untuk memodifikasi produk lama menjadi produk baru, dengan menciptakan lapangan perkerjaan, yang memberdayakan manusia dan kekayaan lainya.
Untuk menjadi wiraswasta perlu diketahui: Pertama, apakah ia mempunyai kemauan untuk menjadi wiraswasta. Kedua, bagaimana ia bisa, bersumber dari mana modal tersebut. Ketiga, apakah orang tersebut optimis dalam menjalani usahannya, atau menyerah begitu saja bila mendapat kesulitan.
Sifat yang harus dimiliki seorang wiraswasta:
Confidence : percaya diri.
Dengan percaya diri anda dapat memprioritaskan diri anda menjadi bisa/ sanggup dalam menjalani setiap usaha-usaha tanpa merasa malu untuk memulainya dari kecil (awal). Anda dapat maju kearah selanjutnya untuk mencapai kesuksesan.
Energi : semangat/tenaga/kekuatan.
Pengetahuan dan wawasan merupakan titik pertamadalam mencapai kekuatan diri.
Ability to take calculated risk : mengakulasi resiko yang akan terjadi.
Kecermatan, ketelitian, kehati-hatian merupakan sikap yang harus dimiliki juga dari seorang wirausahawan. Gabungan dari kesemuanya ini adalah memfokuskan kepada dampak yang akan terjadi setelah usaha dijalankan.
Dynamisme : melakukan perubahan/cara dalam menentukan lokasi usaha.
Seorang wirausahawan harus harus dapat melihat dan memilih tempat-tempat yang strategis untuk usaha yang akan dijalankannya. Sehingga dapat memperoleh kemajuan yang pesat, karena selain didukung dengan factor penjualan tempat yang strategis dapat juga berperan dalam kemajuan usaha anda. Wirausahawan dituntut lebih analisis dalam melihat situasi yang terjadi di dalam usaha.
Leadaership : mempunyai sifat memimpin.
Jiwa pemimpin merupakan hal yang vital sekali bagi wirausahwan untuk dikembangkan. Oleh karena itu tanamkan pada diri anda “ Saya Harus Dapat Menjadi Pemimpin”. “ Dan Mau Untuk Dipimpin”.
Optimism : optimis.
Mereka yang menanamkan sifat ini seakan-akan mempunyai gambaran keberhasilan yang akan diperolehnya.
Need to achive : kemampuan untuk mencapai target.
Target merupakan penyokong sebuah usaha. Dengan target,kita dapat menentukan proyeksi keuntungan dengan jelas. Membuka usaha pasti mempunyai target yang harus dilakukan setiap bulanya. Lebih bagus lagi apabila mempunyai grafik penjualan setiap bulannya bertambah.
Creativity : kreatif.
Pencipta, mempunyai imajiner dan pembaharuan, ini adalah suatu gambaran yang dapat diberikan oleh para pengusaha/ wirauasahawan yang merubah keadaan, dari yang tidak ada menjadi ada dan nyata, serta dapat dipakai dalam kehidupan sehari-hari.
Fleksibelity : fleksibel.
Usahawan yang fleksibel dapat memanfaatkan keadaan dan sitasi yang ada, selalu mencari jalan untuk mengisi kebutuhan-kebutuhan yang ada dengan melihat apa yang saaat ini digemari atau yang dibutuhkan oleh customer.
Responbility : Rasa tanggung jawab.
Setiap perkerjaan mempunyai dampak yang akan terjadi. Risiko yang akan dialami. Tanggung jawab yang besar dapt membantu anda dalam menghadapi masalah itu. Mereka yang mempunyai tanggung jawab yang besar lebih mengutamakan keberhasilan dari pada ketidak berhasilan dalam memecahkan kejadian-kejadian.
Independence : merdeka/ berdiri sendiri.
Mandiri, tidak mengandalkan orang lain adalah sikap yang harus juga dimiliki oleh para pengusaha. Pada awalnya memang tidak mudah untuk melakukanya, karena tanpa orang lain yang membantu, tidak akan bisa maju.
Initiative : inisiatif.
Sifat akhir dari pengusaha adalah inisiatif, strategi ini yang diberikan kepada leader-leader dalam mengungkapkan gagasan-gagasan tentang menggunakan inisiatif kita.

Ada lima tipe wirausahawan yang dapat kita ketahui :
Wirausaha tekhnik
Yaitu, mereka yang melihat dari sudut tekhnik dan cara maengembangkan usaha yang sedang dijalaninya.
Wirausaha bisnis.
Yaitu, mereka yang melihat dari keadaan usahanya dengan memperhatikan grafik penjualan, apakah layak untuk dikembangkan atau perlu tenaga-tenaga ahli dalam penjualan
Wirausaha keuangan.
Yaitu mereka yang menyalurkan dana untuk kepentingan usaha, guna memperlancar kinerja perusahaan.
Wirausaha social.
Yaitu mereka yang melihat kegiatan usahanya dengan mendasari karya social, atau dengan kata lain menekan pengangguran.
Wirausaha manajer
Yaitu mereka yang mengunakan strategi didalam kegiatan usahanya, dengan memperhatikan macam-macam aspek, dari hal-hal kecil sampai hal-hal besar dengan menggunakan suatu metode yang telah mereka dapatkan.


Dampak yang dapat kita lihat dari pertama dari sisi manfaat usaha :
Menambah lapangan pekerjaan
Mempunyai peluang untuk mengoptimalkan diri, karena dengan berwirausaha diri kita akan terpacu agar menjadi lebih baik dari yang sekarang.
Adanya peluang untuk mencapai keuntungan dengan maksimal yang semuanya didapat dari hasil kerja keras kita.
Menunjukan bahwa diri kita mampu untuk menjadi pemimpin, yang dapat memanaj semua aspek-aspek perusahaan.
Mempunyai peluang untuk dapat membantu measyarakat dengan usaha yang kongkrit atau jelas kegiatan usahanya.

Adapun tantangan yang dihadapi oleh para wira-usahawan, yaitu antara lain :
Memperoleh pendapatan yang tidak menentu, karena pendapatan yang didapat tergantung pada fluktuasi permintaan yang diperkirakan tetap.
Segala resiko yang terjadi dipikul oleh mereka.
Wirausahawan dituntut berkerja keras.
Wirausahawan dituntut pula untuk menghemat pengeluaran yang akan terjadi, kalau bisa meminilisir pengeluaran dan memperbesar pendapatan.

Keistimewaan tersendiri di dalam pribadinya.
Kemampuan yang tinggi dalam menganalisis
Pada dasarnya setiap analisis itu membutuhkan pemikiran-pemikiran yang logis dan terarah pada suatu titik tujuan pokok. Dengan menguasai kesemuanya itu seorang usahawan dapat mempersiapkan diri sebaik mungkin. Terhadap segala kemungkinan yang terjadi pada perusahaannya itu.
Dapat membangun Net Working.
Net working (jaringan kerja) adalah faktor terpenting dalam memasarkan dan meluaskan kegiatan usaha kita. Wirausahawan dalam membentik jaringan kerja ini harus mencangkup bagian-bagian terpening dalam kegiatan bisnis usaha diantaranya dalam hal komunikasi, percakapan, tata bahasa, atau penempilan, serta kejelasan usaha yang kita dimilki.
Menjalin hubungan.
Dalam hal ini usahawan berada dalam posisi yang lebih baik untuk mempengaruhi siapa saja yang diperlukan agar dapat membantu dirinya mewujudkan visinya menjadi kenyataan.
Pintar dalam bernegosiasi.
Negosiasi adalah sebuah proses pencapaian masalah yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dengan tau tanpa melakukan kekerasan fisik. Negosiasi dapat dikatakan dengan tawar menawar harga antar penjual dengan pembeli dengan hasil kesepakatan yang telah disetujui bersama.
Mengetahui situasi penjualan.
Usahawan dituntut untuk mencapai karakteristik pasar untuk melakukan transaksi bisnis dengan kualitas produk yang menjanjikan, sehingga menggaet produk yang lain. Usahawan harus menggunakan manajemen pemasaran kepada marketing anda agar produk yang dijual benar-benar bersaing dipasaran.
Mengelola financial.
Memang benar finansial disini untuk memantau pengeluaran-pengeluaran rutin perusahaan serta pemasukannya.
Enam langkah keistimewaan yang dapat menjadi acuan bagi usawan-usahawan dalam bersikap dan menjelaskan sesuatu yang kiranya akan disebutkan.
A. Langkah menjadi wirausahawan
Langkah yang ditempuh untuk menjadi wirausahawan dapat dikembangkan:
Spirit proses adalah bakat penunjang yang ada didalam diri kita yang memacu semangat dalam mencapai keberhasilan:
a) Personal : Ide yang didukung oleh teman, famili, pengalaman dan umur
b) Lingkungan : keadaan ekonomi, lapangan kerja, sumber daya manusia yang tersedia, dan beberapa peraturan pemerintah.
Innovation process adalah kemampuan dari mengembangkan ide kreatif dan mempunyai penemuan-penemuan dalam berwirausaha, atau peluang yang dapat dimanfaatkan untuk membuka usaha.
c) Personal : keinginan untuk berpartisipasi, dan pendidikan
d) Lingkungan: adanya peluang dan ide kreatif dalam mengembangkan hal-hal baru.
Trigenering event process, ini yang dinamakan sebuah pemicu dari keinginan mereka untuk membuka usahanya sendiri.
e) Personal : ketidak puasan akan penghasilan yang didapat dari perusahaan tempat dimana mereka bekerja, phk, dan tidak ada pekerjaan lain yang dapat dikerjakannya.
f) Lingkungan : persaingan, modal, dan bangunan strategis.
Implementatioan process, adalah proses dari pelaksanaan yang didapat
g) Personal :
· Kesiapan mental yang tegar dan mantap
· Mempunyai fisi dan misi yang dibawa untuk masa depan yang dicapai.
· Mempunyai komitmen yang tinggi
h) Envirotment : tersedianya manajer pembantu sebagai asisten dalam membantu memanaj semuanya dan sumber daya manusia yang capable.
Growth process, adalah sebuah proses untuk menumbuh kembangkan perusahaan, dimana setiap pertumbuhan ini mempunyai dampak yang baik.
i) Personal : produk yang baik organisasi yang solid atau kuat, lokasi yang stategis, feature produk yang menjadi andalan perusahaan, serta didukung oleh marketing-marketing yang propesional.
j) Environment : unsur persaingan yang sehat ( leader, challenger, follower), tak lepas juga dari peran serta konsumen dan pemasokan yang partial, lalu adanya inverstor dan kebijakan pemerintah yang mendukungnya.



























BAB II
MODEL WIRA USAHA

Seorang wira usaha adalah :
Dipenuhi oleh inisiatif, energi, dan ambisi
Ulet dan tekun, serta proaktif dalam mengejar sasaran-sasaran merka
Mempunyai keinginan untuk maju mereka tidak mengharapkan kekuasaan untk maksud memdominasi orang lain melainkan untuk meraih sasaran yang tertinggi.
Jujur dan mempunyai integritas mereka tidak hanya bisa dipercaya tetapi juga bisa mempercayai orang lain.
Mempunyai rasa percaya diri yang tinggi, yang tidak hanya memberikan kesanggupan bagi merreka untuk memikul tanggung jawab dan membangkitakan rasa diri orang lain tetapi juga mengatasi segala masalah yang menekan dengan hati tenang.
Mempunyai kreatifitas yang tinggi
Bisa fleksibel dalam berstrategi ketika situasi harus menghendaki hal seperti itu.
Adakalanya karismatik ( tapi ini tidak esensial untk kepemimpian efektif )

Pengetahuan, keahlian, dan kemampuan yang berkaitan dengan kemapuan berwira usaha adalah :
Pengetahuan yang luas mengenai industri, teknologi dan lingkungan tempat mereka bekerja dan bisa mendapatkan mamfaat dari pengalaman bertahun-tahun.
Kealian yang beragam
Kemampuan kognitif




Ada hal lain yang juga merupakan komponen vital lainya dari wirausahawan, hal itu adalah visi. Tekad yang merupakan penentu arah para enterperneur, motivasi untuk menjadi pengusaha, pengalaman dari intelegensi memberi mereka kapasitas untik mementukan apa yang mereka perjuangkan oleh organisasi mereka.

A. Hal-hal yang akan terlihat dalam teori prediksi yang akan terjadi
berbagai kemungkinan menyebanbkan beberapa factor seperi lingkungan yang cepat berubah-ubah, ukuran organisasi, jumlah otoritas yasng diberikan pad pemimpin, kompleksitas tugas atau teknologi dan sebagainya.

B. Bakat dan motif seorang wira usahawan
motif-motif inti itu adalah tejad dan motivasi kepimpinan (leader ship motivation), dan bakat inti itu adalah integritas/ kejujuran (integrity-hosnelty) dan ras percaya diri (shelf confidence)
C. Motif-motif inti
motif adalah suatu keinginan yang mengerakan seseorang untuk berindak melakukan sesuatu yang mengarah ke tujuan positif.

D. Tekad/kemauan
tekad digunakan untuk meliputi segala motif yang terkait kendati tidak identik. Prestasi (achievement ) adalah salah satu diantaranya. Psikolog bernard bass ( 1990) mengkaji duapulauh penelitian dan menemukan bukti bahwa keinginan utnuk berprestasi merupakan factor motivasi yang penting diantara para usahawan handal. David mcclelland (1965) mengadakan ekstensif mengenai kebutuhan akakn prestasi dan mendapau bahwa beutuhan tersebut merupakan motif amat penting diantara para wirausaha yang sukses.
ambisi adalah motif yang kuat yang berkaitan erat dengan motif usahawan yang ikut terangkum dalam kata tekad. Ambisi yan memaksa usahawan untuk menancpakan sasaran-sasaran yang berat dan menantang untuk dirinya sendiri dan organisasi, dan mereka biasanya sangat ambisius dalam kerja dan karir merka. Ketiganya adalah energi. Energi (energy) yang diperlukan para usahawan untuk mempertahankan tekadnya meraih prestasi tinggi dan mempertahankan kemajuan dalam meningkatkan fluktuasi usahanya.
Dilalam kebanyakan wadah usaha yang beroperasi dalam iklim bisnis dewasa ini mereka mempunyai hal yang diperlukan untuk kelancaran usahanya, hal itu adalah :
1. Memuaskan pelanggan
2. Pertumbuhan (growth)
3. Penekenan biaya
4. Inovasi dan feture terbaru dari sebuha merek
5. Mengamati kejaian-kejadian dengan cepat untuk mengambil tindakan-tindakan yang efektif, dan terakhir.
6. Kualitas dari barang yang akan diproduksinya
Usahawan efrektif digerakan terutamaoleh orientsi prestasi, ambisi, energi ketekuknan, dan sikap proaktif yang semuanya dalamkadar tinggi. Para usahawan efektif tidak hanya harus penuh tekad dan ambisi, mereka juga mesti termotifasi untuk memimpin orang-orang lain.














BAB III
MOTIVASI WIRAUSAHA

Motives wiraswasta membutuhkan keinginan untuk empengaruhi orang-orang lain. Pra individu dengan motivasi wiraswasta yang kuat lebih menyukai peran kepemimpinan dari pada prean sebagai bawahan. Dan mereka menunjukan kemauan untuk memikul tanggung jawab. Seseorang yang tidak sanggup menggunakan kekuasaan akan mendapatkan kesulitan dalam menjalankan peran wiraswasta. Keinginan untuk mempengaruhi orang lain bisa berasal dari dua sumber yang berbeda : “ motif kekuasaan personal” atau motif kekuasaan social”

Motif kekuasaan personal
Seseorang dengan motif kekuasaan personal (personalpower motive) mengejar kekuasaan sebagia tujuan itu sendiri. Individu-individu semacam ini mempunyai sedikt control diri dan cenderung impulsif; mereka memfokuskan pada kumpulan symbol dari prestise yang dimilikinya. Motif kekuasaan jenis ini bisa dianggap sebagai neuotorik karena mengharapkan kekuasaan semata-mata untuk mendominasi orang-orang lain.
Motif kekuasaan social
Seorang usahawan denag motif kekuasaan social menggunakan kekuasaan sebagai alat unutk meraih sasaran atau visi. Individu yang memiliki motif kekuasaan personal, para individu yang memiliki motif kekuasaan social ini dapat dilihat dari :
· Kurang defensive
· Lebih berkemauan untuk mendapatkan saran dan nasihat dari para ahli
· Kecil kemungkinan menggunakan kekuasaan dalam cara-cara yang manipulatif.
· Lebih matang secara emosional
· Menjalankan kekuasaan demi kebaikan seluruh organisasi
· Mempunyai perspektif yang lebih berjangka panjang
Mereka memperhitungkan kebutuhan para pengikutnya dan segala aksi mereka justru memberikan kekuatan dan kebebasan pada para pengikutnya. Tindakan-tindakan yang bisa diamati dari berbagai kebiasaan pikiran yang biasa diperkirakan dari karakteristik para pemimpin yang efektif. Ada bukti cukup banyak yang menerangkan bahwa kepemimpinan efektif dicirikan dengan bakat kejujuran/integritas dan rasa percaya diri; tapi tidak ada bukti yang cukup meyakinkan mengenai peran dari bakat kreativitas, fleksibelitas dan karisma.

Integritas dan kejujuran
Integritas dan kejujuran merupakan kebajikan yang tak perlu dipertentangkan lagi oleh siapapun termasuk oleh para bawahan. Integritas didefinisikan sebagi sesuainya perkataan dengan tindakan, dan kejujuran menunjukan pada sikap yang biasa dipercaya dan tidak pernah dusta. Seorang usahawan yang jujur mungkin akan sanggup mengatasi tidak adanya keahlian dibidang tertentu, sebagaimana diilustrasikan oleh gambaran seorang bawahan mengenaia atasanya : “saya tidak menyukai segala hal yang ia lakukan, tapi ia pada dasarnya jujur.
Confidence
Wiraswasta mempunyai tantangan dan tangung jawab yang berat karena :
a. Begitu banyak insformasi yang mesti dihimpun dan diproses.
b. Berbagai problem mesti diselesaikan dan butuh pengambilan keputusan yang tepat.
c. Para pegawai harus diyakini unutk melakukan tindakan tertentu
d. Resiko mau tidak mau mesti diambil dalam menghadapi kepastian
e. Segala kegagalan dan kemunduran harus dalam diatasi
f. Pertentangan kepentingan harus ditengahi dan diputuskan.
Karakter yang esensial dari rasa confidence ada;ah adanya sesuatu keyakinan terhadap ide dan kemapuannya sendiri yang telah diketahui oleh para usahawan yang handal. Para usahawan yang percaya diri biasanya mempunyai sikap yang tegas dan meyakinkan yang membantu mereka menimbulkan rasapercaya diri orang-orang lain dalam berbagai keputusan mereka. Usahawan yang percaya diri bisa memanfaatkan kesempatan mempelajari kesalahan dan sanggup membangun kembali kepercayaan.
Idividu-individu yang tegar dan percaya diri:
Memandang kejadian-kejadian yang tersulit sebagi suatu yang menarik
Percaya bahwa mereka dapat mengambil jalan keluar dari kejadian kejadian tersebut dan
Memandang kejadian-kejadian itu sebagai kesenpatan untuk berkembang.

Kreatifitas
Kreatifitas mungkin berkaitan dengan itelegensia mngkin juga tidak. Dengan perluasan dari konsep kreativitas sebagai sikap “banyak akal” mendapati bahwa para usahawan lebih banyak akal di bandingkan non usahawan. Selain itu, mereka lebih menunjukan kopetensinya dibidang konseptulalisasi dibandingkan para usahawan yang tidak efektif.

Penyesuaian keadaan
Seorang wiraswasta yang efektif mempunyai sifat yang fleksibel untuk menghadapi segala bentuk rintangan dan tantangan dari perubahan-perubahan yang pesat yang menerpa usahanya dan dunia ekonomi. Kira harus menjadi kompetitor yang cepat/ gesit dan berjuang keras menghadapi perubahan” perubahan-perubahan ini terjadi pada beberapa tingkatan, antara lain:
g. Kemajuan iptek yang memungkinkan memacu tingkatan produksi
h. Persaingan dalam memasarkan produk-produk yang baru yang dikembahngkan untuk memikat dan mempertahankan para pelanggan
i. Biasanya customer menginginkan feature yang baru dalam pemakaian produk yang selama ini dipakai, tanpa maengurangi kebutuhan sebelumnya.
Fleksibilitas menunjukan pada kemapuan unutk menghadapi keadaan yang berubah. Fleksbilitas adalah kemampuan untuk menyadari kapan saatnya perlu mengubah salah satu cara mengatasi berbagai rintangan dan kesulitan.
Kewibawaan dan performance
Usahawan yang mempunyai kewibawaan ditunjukan dengan sikap:
j. Merealisasikan sebuah sasaran yang paling penting dengan kata lain tertuju pada visi yang ia bawa.
k. Mempunyai sikap yang teladan.
l. Membangun pencitraan sendiri.
m. Adanya ras percaya diri terhadap apap yang kana dikerjakannya, dan mempertimbangkan hal yang akan terjadi.
n. Memberikan sebuah penghargaan terhadap pegawainya, yang menunjukan prestasi kerjanya yang meningkat. Dan memberikan motivasi kepada pegawainya apabila pegawainya tersebut mempunyai kesulitan dalam segala hal.
o. Mempunyai sikap yang bersifat membangun terhadapa para pegawainya.

Visi wiraswasta
Visi sebagai “ sebuah perjalanan mental dari yang diketahui menuju yang tidak diketahui, menciptakan masa depan dari gabungan berbagai fakta/harapan, impian, bahaya, dan peluang “(1984,h.151). Visi seseorang wiraswasta bisa saja komplek dan rumit. Bentuk dari visi sangat berfariasi, peryataan visi yang membangkitkan inspirasi dan motivasi mempunyai persamaan karakteristik tertentu antara lain.
p. Simple (mudah dipahami)
Visi harusnya mudah dipahami agar bisa dikomunikasikan dengan mudah dan sering.
q. Nyata
Adalah tingkat kejelasan dari pernyataan visi mempengaruhi seberapa baik visi itu dimengerti dan diterima.
r. Abstrak
Visi seharusnya mewakili sebuah udeal umum yang berbeda dengan pencapian spesifik.

s. Mempunyai tantangan
Visi haruslah menantang orang untuk mengarahkan kemampuannya yang terbaik “perhatian lewat visi” merupakan strategi kunci yang diugunakan oleh para wiraswasta. “visi dari berbagai usahawan yang diobservasi ini tampaknya menimbulkan rasa percaya diri yang didalamnya mengandung keyakinan bahwa mampu mengerjakan tugas-tugas.
t. Berorieantasi ke masa depan
Visi seharusnya memfokuskan pada perspektif jangka dari organisasi dan lingkungan tempatnya berfungsi.
u. Mempunyai keseimbangan
Visi biasanya tidak berubah, atau tidak berubah secara drastis. Visi itu cukup umum dan abstrak sehingga tidak dipengaruhi oleh sebagi besar perubahan pasar atau teknologi.
v. Digemari
Kriteria visi adalah sifatnya sangat digemari.

Bagaimana menjalankan visi dengan baik.
Dalam memformulasikan dari visi tersebut seorang pakar ekonomi menyatakan, bahwa yang berjiwa wiraswasta harus dapat:
· Mencari sumber informasi dan merangkum ke dalam rencana mengembangakn visi
· Lalu meproses insformasi yang ada
· Visi yang telah dikonsepkan haruslah direalisasikan
· Mengevaluasi visi

Komitmen yang jelas.
Langkah paling kristis bagi usahawan adalah menanamkan visi itu pada orang banyak. Tanpa komitmen pengikut, tidak akan ada yang bisa diraih. Komitmen didapatkan pertama-tama lewat proses komunikasi. Mengkomuniukasikan pesan dari visi adalah krustal karena tanpa komunikasi yang efektif pesan itu tersembunyi dan tidak potensial.
Komunikasi adalah sebuah upaya menyatakan visi tersebut/ menyatakan maksud atau nilai-nilainya, dan menjelaskan cara-cara yang memungkinkan visi itu menuntun aktivitas-aktivitas oerusahaan. Biasanya para usahawan dapat membangkitkan antusiasme terhadap visi mereka dengan cara menjadi antusias dan positif terhadap visi itu sendiri. Setelah memahami, meneriam dan mempunyai komitment terhapa visi itu mulai tumbuh, usahawan bisa berharap berhasil mengimplestasikan visi itu. Namum untuk melakukan ini usahawanjuga memerlukan sebuah rencana atau taktik.

Melakukan invertigasi visi
Melakuakan intevigasi visi adalah merencanakan pada tingkat tertinggiuntuk keraih sasaran tertinggi. Suatu visi tidak berate banyak bila anda tidak mengembangakan suatu strategi dan untuk meraihnya. Perencanaan strategi yang mengutamakan penginvestigasi memberikan tujuan untuk mengatur segala aktifitas perusahaan menuju kearah yang dikehendaki visi tersebut. Fungsi kunci dari seseorang wirausahawan harus menyakinkan para pegawainya bahwa bekerja untuk meraih visi tersebut merupakan kepentingan mereka yang terutama dan harus memberimereka suatu perencanaan strategis untuk penerapanya.

Dengan mengaplikasikan visi puncak kesuksesan akan tercapai
Wirausahawan yang gsesungguhnya akan menggunakn motif bakat dan keahlian mereka untuk mengaktualisasi visi mereka kedalam realitas dengan menggunakan segenap tindakan yang perlu untuk menerapkannya. Langkah pertama dari seseorang wirausahawan adalah menerjemahkan visi tersebut kedalam agenda. Agenda-agenda tersebut meliputi :
1. Mempunyai rasa tanggung jawab untuk jangka pendek, menegah dan panjang
2. Mempunyai sifat umum dan tidak tertulis
3. Biasanya pada periode enam bulan harus sudah berkembang
4. Dibentuk sebagai tambhan yang mempunyai arti tersendiri
5. Mempunyai kaitan erat denagn manajemen puncak
Kebijakan dan prosedur spesifik harus menerapkan sebuah visi yang biasanya terbagi menjadi 6 kategori yaitu:
w. Strukturisasi
Strukturtisasi, bisa dikatakan sebagai pendesaianan perusqahaan sangat penting untuk menentukan bagaimana dan apakah visi perusahaan itu bisa diraih
x. Motivasi
Para usahawan yang efektif memotivasi para pengikutunya denagan menggunakan otoritas formal/peran keteladanan, membangun rasa percaya diri, menciptakan tantangan lewat penetapan sasaran, mendelegasaiakn, dan memberikan imbalan dan hukuman. Otoritas formal formal itu sendiri merupakan sumber motivasi bagi para pengikut.
y. Pengelolaan insformasi
Informasi disini berkaitan dengan berbagai aspek dari tangging jawab dan katifitas uashawan, seperti pengkajian dan pematauan umpan balik,perencanaan dan pengambilan keputusan. Seorang uashawan harus menyediakan banyak waktunya untuk menghimpun dan memproses insformasi. Startegi yang terutama untuk mengembangkan sebuah visi adalah mengajak pra pegawainya berbincang-bincang. Penyebaran insformasi sangat berarti karena mempunyai dampak terhadap penggunaan kekuasaan yang efektif dalam sebuah perusahaan. Sebagian uasahawan menimbun insformasi dengan maksud untuk menguatkan kekuasaan mereka atau untuk menyembunyikan problem mereka atau kesalahan-kesalahan mereka dimasa silam.
z. Patner bisnis anda
Kemampuan membangun tim manajemen yang solid ini begitu penting sehingga menurut penelitian, mampu berperan sebagai garis bats antara usahawan yang berhasil dengan usahawan yang gagal.
Ada sejumlah teknik yang bisa diterapkan para usahawan untuk mendorong tercapainya kerja sama tim yang efektif. Strategi-strategi praktis tersebut meliputi :
a. Menciptakan sasaran koperatif yang hanya dapat diraih oleh individu-individu yang berkerja sama.
b. Memaksimalkan pembentukan proyek patner,gugus tugas dan komite-komite pemecahan masalah.
c. Menerapkan sebagian sisti imbalan yang berbasis pada kelompok.
aa. Mengubah, melakukan inovasi, menaggung resiko
Seorang wira usahawan adalah “ menyiapkan para pegawainya dan organisasi untuk maenghadapi,mencintai, dan mengembangkan anstusiasme terhadap perubahan”. Inovasi harus terus menerus “diusulklan,diuji, ditolak, domodifikasi/dan diterapkan “ oleh perusahaan manapun untuk menjadi efektif.menjalankan perubahan dalam suatu organisasi dogambaarakan oleh tichy dan devana (1986) sebagai proses yang multi langkah,meliputi :
1. Menyadari kebutuhan dan perubahan
2. Menciptakan sebuah visi yang mendorong kepada perubahan.
3. Melembagankan perubahan-perubahan
Diluar visi itu, ada sejumlah cara dimana usahawan bisa menghasilakn perubahan dalam perubahan, cara-cara tersebut adalah:
Dengan menciptakan visi-visi dan strategi
Membangun suatu system seleksi untuk merengkut orang-orang yang berorientasi pada poerubahan dan inovasi
Memperluas suatu system sasaran baru yang ditunjukan pada perubahan
Mengubah system imbalan
Merektrukturisasi organisasi
Pada wirausahawan seharusnya merancang sasaran-sasaran inovasi yang kuantitatif untuk para pengikutnya, sasaran-sasaran yang memungkinkan inovasi bisa diukur.
BAB IV
STUDY KELAYAKAN


Pembuatan study kelayakan ini biasanya digunakan untuk memudahkan kita meminjam modal dan ke bank-bank atau menarik minat investor yang ingin menanamkan modalnya kepada perusahaan kita. Tahapan untuk membuat study kelayakan adalah sebagai berikut:
Mempelajari berbagai hal yang berkenaan dengan jenis usaha yang di rencanakan dan masalah yang akan di teliti oleh investor.
Menyusun rencana study kelayakan secara terinci dan berurutan.
Mengumpulkan data dan informasi dari lapangan atau instansi yang berhubungan dengan usaha yang di rencanakan.
Menganalisis informasi yang di peroleh kemudian menuangkannya dalam laporan tertulis.
Membuat kesimpulan.

Perlu di garis bawahi, yang penting bukannya banyak informasi yang berhasil di kumpulkan tetapi diinginkan informasi yang benar-benar di butuhkan. Ada lima aspek yang di teliti, yaitu:



1) Market pemasaran
Aspek ini pada prinsipnya di inginkan informasi tentang kondisi permintaan pasar. Factor-faktor yang perlu diketahui dalam aspek pasar dan pemasaran adalah :
a) Posisi produk/ jasa yang di rencanakan dalam pasar.
b) Factor konsumen, meliputi identitas, jumlah, status, kesukaan, keinginan, tujuan membeli, kegunaan bagi konsumen dan daerah konsumen.
c) Kecenderungan dan perkembangan derta perkiraan permintaan pasar pada masa mendatang.
d) Situasi persaingan yang bakal trjadi.kekuatan dan kelemahan pesaing serta idenititas dan keistimewaannya.
e) Sistem distribusi, komisi, penjualan, dan transaksi yang berlaku dan kemungkinan yang cocok bagi produk/ jasa ytang di rencanakan.
f) Menggencarkan paket promotion yang efektifdan efisien.
g) Peraturan-peraturan, fasilitas dan kemudahan-kemudahan yang mungkin menunjang usaha-usaha yang di berikan pemerintah.
2) Teknis dan teknologis
Ada tiga system produksi yang perlu di pertimbangakan, yaitu:
a) System padat kerja, semua pekerjaan di lakukan manusia.
b) System padat modal, semua pekerjaan di kerjakan mesin.
c) System mekanisasi, pekerjaan ringan dikerjan manusia.


3) Manajemen operasional
System prosedur dalam aturan kerjaorganisasiperlu di bicarakan. Factor-faktor penting lainnya adalah rencana pembangunan dan jadwalnya.

4) Ekonomi dan keuangan
Dalam mengkaji aspek inidi perhitungkan jumlah dana yang di butuhkan untuk membangun dan mengoperasikan perusahaan. Dana untuk membangun di sebut modal tetap, yaitu untuk membiayai kegiatan prainvestasi. Sedangkan dana dana yang di butuhkan untuk menjalankan perusahaan setelah selesai pembangunan di sebut modal kerja.
5) Yuridis
Masalah-masalah yang perlu si pelajari dalam aspek yuridis diantaranya adalah:
a) Masalah yuridis badan usaha yang di pilih.
b) Masalah perizinan yang harus di miliki.
c) Masalah yuridis yang menyangkut perkreditan.
d) Masalah yuridis penggunaan tenaga kerja.

jabatan

analisis jabatan



BAB II
LANDASAN TEORI



PENGERTIAN ANALISIS JABATAN
Menurut Munandar (2005:50-51) analisis jabatan adalah:
“Suatu proses kajian yang sistimatis tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam suatu jabatan, mencakup tugas-tugas, tanggunajawab,dan tanggung gugat, untuk dapat menentukan pengetahuan, keterampilan, kecakapan, ciri tertentu, yang diperlukan untuk melakukan suatu pekerjaan dengan baik.”

Dari uraian tersebut, analisis jabatan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan untuk mencatat, mempelajari, dan menyimpulkan keterangan-keterangan atau fakta-fakta yang berhubungan dengan masing-masing jabatan secara sistematis dan teratur. Atau bisa juga dikatakan sebagai prosedur untuk menetapkan tugas dan tuntutan keterampilan dari suatu jabatan, berupa:
apa yang dilakukan pekerja dalam jabtan itu
apa wewenang dan tanggung jawabnya
mengapa pekerjaan harus dilakukan
bagaimana cara malakukannya

B. PRINSIP-PRINSIP ANALISIS JABATAN
Dalam menganalisis Jabatan ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan, yaitu :
Analisis Jabatan hendaknya memberikan semua fakta yang penting yang ada hubungannya dengan Jabatan. Fakta-fakta mana yang penting tergantung pada tujuan atau tujuan-tujuan untuk apa hasil analisis Jabatan akan digunakan. Kalau tujuannya berbada maka fakta-fakta yang dikumpulkan juga berbeda.
Suatau analisis Jabatan ( analisis jabatan tunggal ) hendaknya memberikan fakta-fakta yang diperlukan untuk bermacam-macam tujuan. Apabila untuk masing-masing analisis jabatan itu dibuat analisis jabatan tersendiri, maka diperlukan tenaga, waktu dan biaya yang lebih banyak.
Analisis jabatan hendaknya sering ditinjau kembali dan apabila perlu diperbaiki. Dalam organisasi yag besar analisis jabatan dapat merupakan suatu program yang bersifat terus-menerus.
Analisis jabatan hendaknya dapat memberikan informasi yang tepat, jelas, dan dapat dipercaya untuk memperoleh data yang demikian itu diperlukan pelayanan para ahli dalam analisis jabatan.

C. KEGUNAAN ANALISIS JABATAN
Hasil analisis jabatan dan persyaratan jabatan nantinya dapat digunakan untuk:
Kelembagaan (Organisasi dan Perencanaan Jabatan)
Penyusunan organisasi baru
Penyempurnaan organisasi yang sekarang
Peninjauan kembali alokasi tugas, wewenang dan tanggung jawab tiap jabatan
Kepegawaian
a. Mendapatkan kualitas dan kuantitas pegawai yang tepat yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi
b. Rekruitmen
c. Seleksi
d. Penempatan kerja
e. Evaluasi jabatan
f. Penilaian pelaksanaan pekerjaan
g. Promosi dan pemindahan
h. Menentukan besarnya upah
i. Merancang jalur karir pekerja / pegawai
j. Menetapkan beban kerja yang pantas dan adil
k. Merancag program pelatihan dan pendidikan yang efektif
l. Perencanaan jabatan
Ketatalaksanaan
m. Tata laksana
n. Tata kerja / prosedur

D. TUJUAN ANALISIS JABATAN
Menurut Dale Yoder dan Paul D. Staudohar, analisis jabatan digunakan untuk mencapai banyak tujuan diantaranya adalah :
Menentukan syarat-syarat yang diperlukan untuk para pemegang jabatan.
Memberikan bimbingan dalam penarikan tenaga kerja dan seleksi
Menilai pegawai-pegawai yang ada sekarang untuk keperluan pemindahan atau promosi
Menentukan syarat-syarat untuk keperluan program pelatihan
Menentukan tingkat-tingkat upah dan gaji dan memelihara keadilan dalam administrasi upah dan gaji
Mempertimbangkan manfaat keuhan-keluhan yang mempersoalkan pekerjaan dan kompensasi
Menentukan tanggug jawab, pertanggung jawaban, dan wewenang.
Memberikan petunjuk yang penting dalam penyusunan standar produksi
Memberikan petunjuk untuk penyederhanaan kerja dan perbaikan metode

E. JENIS INFORMASI ANALISIS JABATAN
Suatu analisis jabatan akan memberikan keterangan sebagai berikut :
Berorientasi pada jabatan:
a. Nama jabatan, lokasi kerja, dan range upah
b. Metode dan prosedur kerja yang sekarang
Kewajiban dan tugas-tugas
Bahan-bahan dan perlengkapan
Peralatan
Metode dan prosedur yang dipakai
Rasa tanggung jawab
Sistem pengawasan
Standar hasil kerja
c. Persyaratan fisisk, mental, pengetahuan, dan pendidikan
d. Kondisi fisik dalam lingkungan kerja
· Tempat kerja
· Penerangan
· Ventilasi

· Keriuhan suara
· Segi-segi yang berbahaya dan tidak sehat

Berorientasi pada karyawan:
e. Hubungan kerja dan posisi dalam organisasi
f. Hubungan antar pekerja yang satu dengan pekerja yang lain :
Pembantu atau Asisten
Teman kerja
Koordinasi tugas dari jabatan yang satu dengan yang lain
g. Kondisi-kondisi penerimaan karyawan
Metode seleksi karyawan
Lamanya jam kerja
Besar dan metode penggajian
Tetap atau tidaknya pekerjaan
Kesempatan untuk promosi dan maju

E. PROSEDUR PELAKSANAAN ANALISIS JABATAN
Dalam prosedur pelaksanaan analisis jabatan ini diuraikan tentang :
Perencanaan analisis jabatan
Tujuan-tujuan dan keguanaan-kegunaan analisis jabatan menentukan prosedur yang harus diikuti dalam program analisis jabatan. Langkah pertama adalah perencanaanya. Langkah ini biasanya dilakukan oleh ahli staf atau suatu pantia yang ditunjuk untuk tujuan tersebut.

Pemilihan-pemilihan
Seleksi jabatan-jabatan untuk analisis jabatan merupakan keputusan pertama yang penting yang harus diambil. Suatu jabatan mungkin dipilih karena jabatan tersebut mengalami perubahan dalam isinya dan fungsi-fungsi kepegawaian yang tergantung pada dokumentasi yang cermat tidak dapat dilaksanakan dengan baik.


Apa yang akan dianalisis
Sebelum proses analisis jabatan dapat dilaksanakan, ada beberapa masaah penting yang perlu dipecahkan. Masalah pertama adalah pengertian yang sesungguhnya dari kata jabatan. Kedua adalah menganggap bahwa semua pegawai yang mempunyai nama jabatan yang sama melakukan jabatan yang sama. Ketiga, hanya menganalisis klasifikasi-klasifikasi okupasi yang jelas berbeda.

Tahap analisis jabatan
Tahap persiapan dan perencanaan, pada tahap ini beberapa kegiatan yang dilakukan sebagai berikut :
Penegasan kembali struktur organisasi yang akan menjadi pegangan bagi proses selanjutnya termasuk nama-nama jabatan dan tempatnya
Inventarisasi jabatan yang ada di setiap unit kerja yang ada dandisusun berdasarkan hierarki dan diberi kode identifikasi
Menetapkan metode pengumpulan data yang akan digunakan dan menyiapkan alat dan sama yang diperlukan ( formulir dll )
Membentuk team pelaksana analisa dan menjelaskan tentang metode yang digunakan.
Komunikasi/ penjelasan oleh pimpinan perusahaan kepada semua analisa jabatan yang akan dilaksanakan.
Hal ini dilaksanakan untuk mencegah terjadinya salah pengertian dan timbulnya persepsi dan harapan yang keliru.
2. Tahap Pengumpulan Data
Pengumpulan data jabatan dapt dilakukan dengan melalui beberapa cara :
Metode Observasi dan Wawancara
Metode observasi berarti pelaksana analis jabatan mengamati secara langsung ditempat bagaimaa tugas pekerjaan dilaksanakan dan mencatatnya unutk di olahnya menjadi informasi. Sedangkan dalam metode wawancara petugas analisis
Mewawancarai langsung
Metode Kuesioner ( Daftar Pertanyaan )
Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran daftar pertanyaan kepada semua karyawan untuk diisi.Daftar pertanyaan itu bisa bersifat “terbuka” (Open ended) artinya, penjawab harus memberikan jawaban menurut kehendaknya sendiri dengan caranya sendiri, tidak dibatasi. Bila daftar pertanyaan itu bersifat “tertutup” (Closed ), maka pertanyaan sudah dibuat sedemkian rupa sehingga penjawab tinggal menjawab ya/tidak, atau benar/salah.
mencatat jawabanya untuk diolah menjadi informasi yang diperlukan
Metode Studi Referensi
Metode ini mengandalkan pada pengetahuan dan “Ahli”, rujukan yang ada dan perbandingan dengan Organisasi lain. Metode ini jarang digunakan
Metode Kombinasi
Metode ini berarti menggunakan beberapa metode diatas sekaligus. Metode observasi ditempat dapat diadakan untuk jabatan atau posisi yang khusus. Observasi dapat mengungkapkan hal-hal yang tidak dapat diuraikan secara tertulis seperti kondisi kerja, arus kerja, proses, keterampilan yang dibutuhkan dan perajatan yang digunakan.

Metode wawancara dilakuka mengingat tidak semua jabatan dapat di analisis secara tertulis.Jabatan seperti : Jabatan Teknis, Profesional, Kepengawasan dan Eksekutif sebaik-nya dikaji melalui wawancara atas pemegang Jabatan yang bersangkutan.
Metode daftar pertanyaan pada umunya kurang berhasil, karena tidak semua Karyawan telah mengisi formulir atau dapat membaca dan menulis dengan baik.setiap katagori Karyawan harus dieri Kuisioner tersendiri dengan gaya bahasa khusus guna mencaah kesalah pahaman dalam penafsiran. Metode Studi Referensi misalnya dapat dilakukan dengan menganalisis buku catatan harian untuk mendapatkan informasi tentang suatu Jabatan atau Posiste. Tetapi metode ini agak sulit dilakukan karena tidak semua catatan harian berguna, karena sipenulis tidak merumuskan kegiatan yang sebenarnya. Juga masih banyak pekerjaan yang tidak membiasakan diri membuat catatan harian seperti pesuruh atau mekanik

Tahap pengolahan data
Setelah proses pengumpulan data selesai, dilakukan pengolahan data yaitu:
Menentukan factor-faktor penilaian Jabatan
Menentukan bobot nilai dari setiap factor
Analisa hasi interview dan kuisioner yang telah diisi
Analisa persyaratan Jabatan
Menyusun uraian Jabatan
Melakukan pola penilaian Jabatan sebagai dasar dari penentuan system personalia lainnya
mempersiapkan rekomendasi bagi perencanaan tenaga kerja, pola pengadaan, seleksi dan penempatan pegawai,penilaian karya pegawai, system pembarian balas jasa, pelatihan dan pengembangan pegawai, sistemdan prosedur administrasi kepegawaian.

F. HAL YANG TERKAIT DENGAN ANALISIS JABATAN
1. Sumber informasi jabatan
Informasi tentang jabatan-jabatan dapat diperoleh dari dua sumber pokok, yaitu :
a. Pegawai-pegawai yang memegang jabatan itu,p engamat-pengamat bebas yang mengamati pegawai-pegawai yang sedang mengamati jabatan-jabatan mereka, atasan, rekan, dan bawahan (bila ada).
b. Deskripsi jabatan yabg lama (bila ada), dokumen-dokumen, “ buku harian”, buku manualmesin yang digunakan, dan banyak lagi.
2. Bentuk informasi
h. KUALITATIF: deskripsi tentang kegiatan kerja, kondis kerja, konteks social, dan sebagainya.
i. KUANTITATIF: deskripsi dalam bentuk angka, misalnya waktu yang diperlukan, penilaian ciri-ciri jabatan.
3. Pengumpulan informasi
a. Orang-orang yang bertanggung jawab untuk mengumpulkan informasi analisis jabatan
b. dapat pula dilakukan oleh kamera video dan alat perekam lainnya.

G. HASIL ANALISIS JABATAN
1. Deskripsi jabatan
Semua hasil analisis dikumpulkan secara sistematis dalam deskripsi jabatan. Deskripsi ini menggambarkan bagaimana kenyataan pekerjaan yang dilakukan.
Dalam setiap deskripsi jabatan ada tiga hal yang harus dicantumkan, yaitu :
i. Ringkasan jabatan ( Job summary )
ii. Syarat-syarat kerja ( Job requirement )
iii. Ruang lingkup tugas ( Scope of duties )
Keadaan Psikologis yang diharapkan jabatan
Dengan menganalisis skill ( kemampuan ) dan sifat-sifat pribadi, bakat, minat, inteligensi, dan sebagainya.


BAB IV
PEMBAHASAN


1. PENGERTIAN ARSITEK
Arsitek adalah keahlian ( kepandaian dan seni ) yang padu dengan kemajuan teknik ( bahan dan struktur ), dapat dilihat pada setiap perencanaannya yang sejalan dengan kemajuan teknik. Arsitek adalah menciptakan persaan aman, keramah tamahan, kebahagiaan serta kesatuan yang harmonis dari bentuk yang ada di bumi ini dan hubungannya dengan skala manusia. Arsitek juga dapat diartikan sebagai pekerjaan perencanaan bangunan yang akan dibangun.
Arsitek mempelajari ilmu untuk menggabungkan utilitas ( fungsi ), venustas (keindahan), dan firmitas (kekuatan). Jadi dalam perencanaan sebuah bagunan,biasanya arsitek akan menanyakan kebutuhan ruangannya, tipe desain yang diharapkan ( imaji ), dan akan memperhitugkan kekuatannya supaya bangunannya aman, nyaman, dan terpenuhi seluruh kebutuhannya di lingkungan binaan itu.
Dalam proyek, arsitek berfungsi sebagai konsultan, sehingga keputusan akhir sebenarnya ada di tangan pemilik. Yang dirancang arsitek bukan hanya komposisi ruang saja, tapi juga suasana ruang dan efeknya pada perilaku orang didalamnya. Banyangkan desai sebuah rumah yang kamar-kamar anaknya berderetan seperti rumah kos. Bayangkan pula desain sebuah rumah yang kamar-kamar anak-anaknya terletak disekeliling ruang keluarga. Apa yang terjadi? Anak dirumah pertama cenderung menjadi individualis dibadingkan dengan anak dirumah kedua akibat frekwensi bertemu orang tua diruang semi public. Kondisi ini hanya gambaran kecil saja diamana sedikit banyak arsitek turut berpengaruh pada prilaku penghuni rumah untuk jangka panjang.
Bangunan merupakan investasi jangka panjang. Mungkin umurnya 30-50 tahun, bahkan lebih. Oleh karena itu arsitek dalam merancang gambar sangat memperhatikan kenyamanan, ketahanan, keindahan dan sebagainya agar klien merasa nyaman dengan ruahnya dalam janga waktu yang lama.
Arsitek dapat meminimalisir biaya pembangunan dengan membuat rancangan desain terlebih dahulu. Denga adanya rancangan diharapkan nantinya tidak ada perubuhan ditengah-tengah proses pembangunan yang akan mengeluarkan biaya yang besar.
2. DESKRIPSI PEKERJAAN
Membuat desain
Membuat desain adalah membuat rancangan / gambar baru
Membuat gambar
Membuat gambar adalah mengembangkan gambar yang telah ada atau membuat gambar baru dari bangunan yang telah ada
Membuat gambar perspektif
Membuat gambar perspektif adalah membuat gambar titik mata dimana gambar yang dirancang memperlihatkan keindahan-keindahan berdasarkan dari sudut pandang tertentu.
Membuat bentuk gambar 4 sisi
Membuat gambar bentuk empat sisi adalah membuat gambar menjadi empat bagian yang terdiri dari:
Gambar tampak depan
Desain/gambar yang memperlihatkan bagian depan dari bangunan.
Gambar tampak belakang
Disain/gambar yang memperlihatkan bagian belakang dari bangunan
Gambar tampak samping kiri
Disain / gambar yang memperlihatkan bentuk bangunan dari samping kiri
Gambar tampak samping kanan
Disain/ gambar yang memperlihatkan bentuk bangunan dari samping kanan
v Membuat potongan 2 bidang
Membuat potongan 2 bidang adalah membuat desain menjadi dua potong setengan kedepan dan setengah kebelakang dan nantinya jika digabungkan menjadi sebuah gambar / desain bangunan yang utuh.
v Membuat potongan-potongan desain
Membuat potongan – potongan desain adalah membuat gambar-gambar yang dianggap penting seperti gambar pondasi, gambar saluran pipa, dll.
Perencanaan satu bangunan dimulai tidak dari bentuk luar, tetapi bertitik tolak dari kebutuhan dan kegiatan sehingga manusia dapat menuntut apa yang dibutuhkan secara mutlak dan tidak perlu menyesuaikan diri dengan bangunan. Arsitek pemecahannya selalu berhubungan dengan alam atau lingkungan seperti iklim, topografi, dan bahan bangunan.
Proses kerja :
Melihat lokasi
Arsitek memulai tugasnya dengan melihat dimanakah okasi tempat bangunan yang akan didesainnya
Penentuan lokasi
Dalam tahap ini arsitek membantu untuk mencari lokas tanah yang tepat. Untuk menentukannya arsitek dapat dating pagi hari, siang hari, dan malam hari untuk merasakan suasana lokasi dengan teliti
Penempata area
Dalam tahap ini arsitek mulai mengukur berapa luas tanah serta kemiringan tanah untuk mengetahui bentuk atau desain yang cocok dengan kondisi tanah.
Membuat gambar
Arsitek mulai membuat rancangan / membuat gambar bangunan.
Pelaksanaan pekerjaan
Pada tahap ini arsitek memberikan rancangan kepada kontraktor dan nantinya arsitek mengunjungi bangunan satu kali dalam seminggu atau satu kali dalam dua minggu. Arsitek hanya melihat apakah desain yang telah dirancangnya dilaksanakan dengan baik atau tidak.
Makna dari suatu bangunan secara obyektif harus terlihat nyata sehingga didalam seni membangun tidak hanya efisien saja yang dipentingkan, tetapi juga ketenangan, keselarasan, kebijaksanaan, kekuatan bangunan, dan kegunaannya sesuai tujuan.
Konsep dalam perancangan :
Ruangan-ruangan yang direncanakan sesuai dengan fungsi
Ruangan-ruangan yang direncanakan harus sesuai dengan fungsinya agar nanti yang tidak ada ruangan yang tersia-siakan atau yang tidak berguna
Struktur tidak perlu dibungkus dengan entuk-bentuk seperti zaman lampau (ornament)
Arsitek harus mampu membuat rancangan dengan bahan dan struktur yang baru agar rancangan yang dibuat sejalan dengan kemajuan zaman.

Dasar perencanaannya selalu dipengaruhi oleh :
Penyesuaian terhadap keadaan alam dan lingkungan
Pengusaan secara fungsional
Kematangan dan ketepatan dalam pengolahan serta pemilihan bentuk, bahan, dan struktur
Penggunaan bahan-bahan dapat dibagi atas dua prinsip dasar yang berbeda :
Dilihat dari segi keindahan Ekterior dan interior (Estetika)
Dilihat dari Metode Produksi (Efisiensi)

Untuk mewujudkan sebuah home (ukan hanya house) sebenarnya dapat kita lakukan dengan mudah dilakukan jika kita mengetahui proses-prosesnya. Home adalah tempat kita pulang, tempat dimana kita nyaman berada didalamnya. Sedangkan house hanyalah istilah untuk tempat tinggal atau lebih mengarah kepada bangunan fisiknya. Untuk menciptakan home proses-proses yang dapat dilakukan adalah :
Pemiliha lahan
Lokasi lahan penting sekali dalam perancangan sebuah rumah. Banyak factor yang dapat dipertimbangkan, beberapa diantaranya adalah :
Ø Biaya
Ø View
Ø Keamanan
Ø Seberapa dekat Lokasi dengan fasilitas umum
Ø Keberadaan angkutan umum
Ø Ketersediaan fasilitas disekitar lokasi
Ø Apakah lokasi tersebut rawan banjir
Dalam hal pemilihan lahan ini datanglah kelokasi pada waktu yang berbeda-beda di pagi hari, siang hari, dan malam hari supaya kita dapat merasakan suasananya dengan teliti. Arsitek pada tahap ini dapat membantu untuk mencari lokasi tanah yang tepat.
Design brief/terms of reference (TOR)/forn penguasaan dari pemilik
Pada tahap ini, pemilik rumah merumuskan keinginannya dalam sebuah design brief. Komunikasi dengan arsitek sangat penting dalam tahap ini. Sering kali pemilik belum tahu apa yang dia inginkan untuk rumahnya. Arsitek dapat membantu dengan memberikan referensi, visit kerumah-rumah tertentu, dan komunikasi. Setelah berkomunikasi dan melihat referensi, pemilik dapat memutuskan tipe rumah seperti apa yang dia mau, living room seperti apa yang cocok, dan banyak keputusan laiinya.




satu lagi contoh analisis jabatan



Nama jabatan
Marine Pilot

2. Perusahaan/ pabrik/ instansi
PT PERSERO PELABUHAN INDONESIA

3. Jumlah pegawai yang di pekerjakan

NO JABATAN JUMLAH KEGIATAN KERJA
1 ASMAN PEMANDUAN DA PENUNDAAN 1 ORANG Pendistribusian dokumen 2A.1
Pengawasan pekerjaan pemanduan penundaan
2 PANDU BANDAR 6 ORANG Pelaksanan pemanduan kapal masuk, keluar dan pindah
3 SUPERVISOR PENUNDAAN 1 ORANG Menyiapkan peralatan perawatan kapal dan perlengkapanmya
Pemariksaan kesiapan kerja kapal tunda motor pandu, motor kepil
Melakukanpemgawasan kerja ABK armada pemanduan
4 STAF PENUNDAAN
2 ORANG Membukukan dokumen 2A.1 dan penetapan PPKB (kapal keluar)
Menyiapkan kebutuhan pandu dan ABK kapal armada kepanduan
5 ABK BAGIAN DECK KAPAL TUNDA MP, MK
6 NAHKODA 3 ORANG Pengoperasian kapal tunda dan membawhi ABK kapal
7 MUALIM 4 ORANG Menyiapkan laporan san kebutuhan deck kapal
Mengisi jurnal harian kapal bagian deck
Memberi laporan yang di butuhkan nahkoda
8 JURU MUDI 4 ORANG Perawatan kapal bagian deck
9 KELAS I 1 ORANG Perawatan kebersihan kapal bagian deck
10 JURAGAN 2 ORANG Pengoperasian motor pandu dan motor kepil
11 KKM 3 ORANG Melakukan perawatan kapal dan perbaikan bagian mesin
12 MASINIS 4 ORANG Mengisi jurnal hariankapal bagian mesin
Menyiapkan laporn dan kebutuhan kapal
Memberikan laporan yang di butuhkan kapal
Memberikan laporan yang di butuhkan KKM kapal
13 JURU MOTOR 8 ORANG Melakukan perawatan dan kebutuhan mesin kapal
14 JURU MINYAK 1 ORANG Melakukan perawatan kebersihan pada mesin
Melakukan pemgecekan terhadap kecukupan minyak dan oli kapal


4. Pengawasan, pemberhewntian dengan situasi jabatan
Marine pilot atau pandu suatu pekerjaan tetap yang memiliki SK dari pemerintah. Juga menpunyai aturan penggajian sama seperti pegawai negri sipil lainnya. Marine pilot tidak bias di berhentikan oleh siapapun kecuali melanggar aturan-aturan yang telah berlaku.


5. Pekerjaan yang di lakukan
WAITING TIME pemanduan adalah lamanya waktu yang di butuhkan untuk menunggu pandu di hitung dari sejak kapal di nyatakan telah siap sampai pandu berada di atas kapal. WAITING TIME pemanduan rata-rata tercapai 70,7%dari sasaran mutu yang di tetapkan sebesar 16 menit atau rata-rata lebih cepat 4 menit dari yang di tetapkan.
APROACHING TIME adalah lamanya waktu yang di butuhkan untuk melakukan pelayanan pemanduan kapal yang di hitung sejak pandu berada di atas kapal sampai pandu turun dari atas kapal.
Tingkat keselamatan kapal pelanggan adalah besaran prosentase keselamatan kapal pelanggan.
AVAILIBILITY sarana Bantu pemanduan (kapal tunda, motor pandu, dan motor kepil) adalah kapal besaran prosentase kesiapan sarana Bantu siap operasi terhadap waktu yang tersedia.

ini adalah sebuah hobby







terkaadang hobby bisa mengalahkan pekerjaan......................................
mengapa???????????????????????????????????????
karna hobby sangat menyenangkan
ini adalah bagian dari hobby

Senin, 22 Februari 2010

komunikasi

komunikasi






I
PENDAHULUAN


KOMUNIKASI MASYARAKAT
Komunikasi adalah hubungan kontak antardan antara manusia baik individu maupun kelompok.untuk menjalin rasa kemanusiaan yang akrab diperlukan saling pengertian sesama angota masyarakat.komunikasi telah menjadi bagian dari kehidupan manusia.untuk keberhasilan suatu komunikasi,kita harus mengetahui dan mempelajari unsur-unsur apa saja yang terkandung dalam proses komunikasi.


HUBUNGAN MASYARAKAT
Hubungan masyarakat (public relation) mempunyai ruang lingkup (scope) kegiatan yang menyangkut banyak manusia (public,masyarakat,khalayak) baik exern maupun intern.humas sebagai komunikator mempunyai fungsi ganda yaitu keluarmemberikan informasi pada khalayak dan ke dalam menyerap reaksi khalayak.
Eksistensi humas pada setiap lembaga/instansi merupakan suatu keharusan fungsional dalam rangka memperkenalkan kegiatan dan aktifitas kepada masyarakat.











II
Pokok-pokok dan prospek
komunikasi



KONSEP DAN LINGKUP KOMUNIKASI

KONSEP KOMUNIKASI
Komunikasi adalah inti semua hubungan social,apabila orang telah mengadakan hubungan tetap,maka system komunikasi yang mereka lakukan apakah system tersebut dapat mempererat atau mempersatukan mereka,mengurangi ketegangan atau melenyapkan persengketaan apabila muncul.
Komunikasi mewmberikan sesuatu kepada orang lain dengan kontak tertentuatau dengan menggunakan suatu alat.terlaksanakanya komunikasi yang baik,banyak rintangan yang di hadapi,baik bersifat fisik,individual,bahasa dan perbedaan arti yang di maksud oleh orang yang di ajak berkomunikasi.Dari apa yang di katakan terbukti bahwa kegiatan komunikasi makin penting dan di perhatikan orang.hal ini karena komunikasi merupakan alat pembangunan, alat integrasi, alat kekuasaan,dan untuk itu komunikasi penting di ketahui, di pahami serta di hayati semua orang.

LINGKUP KOMUNIKASI
Dengan berkembangnya komunikasi maka dengan sendirinya lingkup komunikasi mengalami perubahan yang mendasar.banyak ahli komunikasi yang menguraikan lingkup komunikasi, namun pada dasarnya perkembangan tidak menympang dari konsep

PENGERTIAN DAN DEFINISI
Komunikasi banyak di definisi dan di berikan batasan-batasan pengertian oleh para ahli,antara lain:

James A.F. stoner, dalam bukunya yang berjudul: manajemen, menyebutkan bahwa komunikasi adalah proses di mana seseorang berusaha memberikan pengertian dengan cara memindahkan pesan.
John R. Schemerhon es. Dalam bukunya yang berjudul:Managing Organizational Behavior, menyatakan bahwa komunikasi itu dapat di artikan sebagai proses antar pribadi dalam mengirim dan menerima symbol-simbol yang berarti bagi kepentingan mereka.
William F.Glueck, dalam bukunya yang berjudul : manajemen, menyatakan bahwa komunikasi dapat di bagi dalam dua bagian, yaitu :
1) Interpersonal communication, komunikasi antar pribadi yaitu proses pertukaran informasi serta pemindahan pengertian antara dua orang atau lebih di dalam suatu kelompok kecil manusia.
2) Organizational Communication, yaitu di mana pembicara secara sistematis memberikan informasi dan pemindahan pengertian kepada orang banyak di dalam organisasi dan kepada pribadi-pribadi dan lembaga-lembaga di luaryang ada hubungan.
Dalam garis besarnnya dapat di simpulkan bahwa komunikasi adalah penyampaian informasi dan pengertian dari seseorang kepada orang lain.

FUNGSI DAN TUJUAN KOMUNIKASI
Fungsi Komunikasi
Informasi : pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita, data, gambar, fakta dan pesan opini dan komentar yang dibutuhkan agar dapat dimengerti dan beraksi secara jelas terhadap kondisi lingkungan dan orang lain agar dapat mengambil keputusan yang tepat.
Sosialisasi (permasyarakatan) : penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif sehingga ia sadar akan fungsi sosialnya sehingga dapat aktif di dalam masyarakat.
Motivasi : menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek maupun jangka panjang, mendorong orang menentukan pilihannya dan keinginannya, mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersama yang akan dikejar.
Perdebata dan diskusi : menyediakan dan saling menukar fakta yang diperlukan untuk memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perbedaan pendapat mengenai masalah publik, menyediakan bukti-bukti yang relavan yang diperlukan untuk kepentingan umum agar masyarakat lebih melibatkan diri dalam masalah yang menyagkut kepentingan bersama di tingkat nasional dan lokal.
Pendidikan : pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong perkembangan intelektual, pembentukan watak dan pendidikan keterampilan dan kemahiran yang diperlukan pada semua bidang kehidupan.
Memajukan kebudayaan : penyebaran hasil kebudayaan dan seni dengan maksud melestarikan warisan masa lalu, perkembangan kebudayaan dengan memperluan horison seseorang, membangunkan imajinasi dan mendorong kreativitas dan kebutuhan estetikanya.
Hiburan : penyebarluasan sinyal, symbol, suara dan image dari drama, tari, kesenian, kesusasteraan, musik, olah raga, permainan dan lain-lain untuk rekreasi, kesenangan kelompok dan individu.
Integrasi : menyediakan bagi bangsa, kelompok dan individu kesempatan untuk untuk memperoleh berbagai pesan yang mereka perlukan agar mereka dapat, saling kenal dan mengerti dan menghargai kondisi, pandangan dan keinginan orang lain.

4. PROSES KOMUNIKASI

KOMPONEN KOMUNIKASI
Sumber (source)
Sumber adalah dasar yang di gunakan dalam pennyampaian pesan, yang di gunakan untuk memperkuat pesan itu sendiri.
komunikator
komunikator dapat berupa individu yang berbicara,menulis, kelompok orang, organisasi komunikasi seperti surat kabar, radio, televisi, film dan sebagainya.
Pesan
Pesan adalah keseluruhan yang disampaikan oleh komunikator.
Saluran (chanel)
Saluran komunikasi selalu menyampaikan pesan dapat di terima melalui panca indra atau menggunakan media.pada dasarnya komunikasi dapat berlangsung melalui dua saluran, yaitu :
Saluran formal atau bersifat resmi.
Saluran informal atau bersifat tidak resmi.
e. Komunikan
Komunikan atau penerima pesan dapat digolongkan dalam 3 jenis yakni persona, kelompok dan massa. Atau dengan perkataan lain dari segi sasarannya maka komunikasi dapat :
1) Komunikasi persona (orang seorang)
2) Komunikasi kelompok
3) Komunikasi inassa
Komunikasi persona
Komunikasi yang ditunjukn kepada sasaran yang tunggal, bentuknya dapat berupa: anjang sono, tukar pikiran dan sebagainya.
Komunikasi kelompok
Komunikasi yang ditujukan kepada kelompok yang tertentu.
Komunikasi massa
Komunikasi yang ditujukan kepada massa atau komunikasi yang menggunakan media massa.
Effect (hasil)
Effect adalah hasil akhir dari suatu komunikasi, yakni sikap dan tingkah laku orang, sesuai atau tidak sesuai dengan yang kita inginkan. Effect ini sesungguhnya dapat dilihat dari :
a) Personal opinion
b) Public opninion
c) Mayority opinion

MODAL-MODEL KOMUNIKASI
Salah satu segi yang banyak dipelajari dari komunikasi adalah komunikasi massa. Ada 4 model komunikasi massa, yakni :

Model jarum hipodermik
Model komunikasi massa ini didasarkan atas anggapan bahwa media massa mampu menimbukan efek yang amat kuat.
Model komunikasi satu tahap
Model ini didasarkan atas anggapan bahwa media massa secara langsung sampai pada komunikannya.
Model komunikasi dua tahap
Model ini beranggapan bahwa dalam penyampaian melalui media massa, tidak dapat langsung kepada publiknya tetapi pemuka pendapat.
Model komunikasi tahap ganda
Model ini beranggapan bahwa media massa tidak selalu langsung menuju / sampai pada komunikannya yang dituju dan juga tidak selalu melalui pemuka pendapat.

PENGERTIAN BALIKAN (FEEDBACK)
Seorang komunikator yang menyampaikan pesan kepada komunikannya, pada pelaksanaanya dia juga merupakan komunikan ketika komunikan tadi memberikan tanggapan kepadanya. Tanggapan ini biasanya disebut sebagai umpan balik atau feedback.

MEDIA KOMUNIKASI DAN KOMUNIKASI MASSA
Pengertian komunikasi massa ialah komunikasi melalui atau menggunakan media massa.





KARAKTERISTIK KOMUNIKASI MASSA
Untuk mencapai efektivitas yang tinggi dalam melaksanakan kegiatan yang menggunakan media massa, haru diketahui karakteristik dari komunikasi massa tersebut, sebagai berikut :
a. Bersifat simultan / serempak
b. Bersifat umum
c. Komunikannya heterogen
d. Berlangsung satu arah

1) Bersifat simultan, ialah bahwa walaupun komunikan berada pada jarak satu sama lain terpisah, tetapi media massa mampu membina keserempakan kontak dengan komunikan dalam penyampaian pesannya.
2) Bersifat umum, ialah pesan yang disampaikan melalui media massa ditujukan kepada umum dan disamping itu juga mengenai kepentingan umum.
3) Komunikannya heterogen, sebagai konsekuensi daripada penyebaran yang teramat luas (jangkauan audiencenya), maka komunikan dari komunikasi massa terdiri dari berbagai macam, inilah menjadikan komunikannya heterogen.
4) Berlangsung satu arah, ialah bahwa feedback yang terjadi adalah delayad feedback, berbeda dengan komunikasi tatap muka.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI MASSA
Tergantung pada dua faktor :
e. Expectation of reward – mengharapkan ganjaran.
f. Effort to required – menghendaki suatu usaha.







III
TEKNIK BERKOMUNIKASI


PENDAHULUAN
Komunikasi adalah suatu perbuatan atau kegiatan penyampaian atau pengoperan lambang-lambang yang mengandung makna atau arti. Atau perbuatan penyampaian suatu gagasan atau informasi dari seseorang kepada orang lain. Atau suatu pemindahan atau penyampaian informasi mengenai pemikiran dan perasaan-perasaan.

INFORMASI
a. Sifat-sifat informasi
Sifat-sifat informasi adalah sebagai berikut :
1) Informasi yang relavan dan yang tidak relavan. Yang dimaksud dengan informasi relavan adalah informasi yang ada hubungannya atau ada kepentingan bagi si penerima, sedangkan informasi yang tidak ada atau sedikit sekali kepentingan bagi si penerima.
2) Informasi dapat berguna dan kurang berharga. Sebagai contoh : informasi tentang kenaikan harga minyak tanah tidak berguna bagi suatu pimpinan kantor Depdikbud, tetapi ada gunanya baginya sebagai pribadi (Kepala Keluarga).
3) Informasi dapat tepat waktunya dapat pula tidak tepat waktunya. Informasi dikatakan tepat waktunya apabila dapat mencapai si penerima sebelum ia melakukan pengambilan keputusan. Tetapi apabila informasi tersebut terlambat datangnya setelah keputusan diambil, maka informasi tersebut tidak tepat waktunya atau telah basi.
4) Informasi dapat valid dan dapat tidak valid. Apabila informasi yang diberikan kepada seseorang merupakan informasi yang keliru, maka informasi tersebut merupakan informasi yang tidak valid, sebaliknya apabila informasi itu benar maka informasi itu valid.
b. Faedah informasi
Setiap orang dalam setiap saat akan mengambil keputusan yang tepat memerlukan informasi yang relavan, berguna, tepat dan benar.
c. Tingkah hubungan dalam penyampaian informasi
Informasi dapat disebut pesan. Peasan terjadi karena ada penyampaian pesan dan penerima pesan. Terjadi informasi membuat terjalinnya hubungan antara penyampaian pesan dan penerima pesan.

MENGENAL DIRI SENDIRI DALAM BERHUBUNGAN DENGAN ORANG LAIN
d. Gaya Komunikasi
Setiap orang mempunyai kecenderungan tertentu sehubungan dengan orientasi nilainya. Picrre Cassee dalam bukunya : ”Training for the Cross Cultural Mind” menyebut ada empat orientasi nilai yang sangat besar pengaruhnya kepada cara orang berkomunikasi yaitu :
1) Orientasi kepada tindakan (disebut gaya 1).
2) Orientasi kepada proses (disebut gaya 2).
3) Orientasi kepada orang (disebut gaya 3).
4) Orientasi kepada ide (disebut gaya 4).

PENGUASAAN PEMBICARAAN
Dalam menjalankan tugas sehari-hari seseorang tentu ada kalanya harus berbicara di muka umum atau forum tertentu atau di depan hadirin tertentu seperti :
Berbicaa untuk melaporkan.
Berbicara untuk melaporkan untuk memberikan informasi dilaksanakan kalau seseorang berkeinginan :
Memberi atau menanamkan pengetahuan.
Menetapkan atau menentukan hubungan antar benda-benda.
Menerangkan atau menjelaskan sesuatu proses.
Menginterprestasikan atau menafsirkan sesuatu persetujuan ataupun menguraikan sesuatu tulisan.

5. PENYIMPANAN PESAN
a. Hal yang penting untuk menyampaikan pesan
1) Kesanggupan untuk berfikir terang.
2) Mempunyai sesutau untuk dikatakan.
3) Mempunyai suatu tujuan khusus.
4) Memiliki pengetahuan yang banyak tentang masalah itu.
5) Kesanggupan untuk menempatkan diri di dalam tempat penerima.

PENGUMPULAN
Untuk dapat melakukan pengumpulan yang baik kita harus mempunyai kemampuan mendengarkan, kemampuan mengamati dan membaca.

KESIAPAN DIRI
Kesiapan diri dapat terganggu atau terhambat karena :
a. Faktor fisik pada saat kegoncangan emosi, mengubah tekanan darah, bekerjanya kelenjer otot, nafas dan sebagainya.
b. Keadaan yang belum biasa dang kurang dapat dikuasai.
c. Aku atau egosentris dar seseorang itu menimbulkan pertanyaan apa yang sedang dipikirkan orang tentang aku.
d. Rasa rendah diri yang menyebabkan rasa tidak mampu, tidak aman, ragu-ragu, rasa kurang dibanding dengan orang lain. Langkah-langkah untuk mengatasinya adalah dengan mencari sumbernya menerima diri dengan segala kelemahan dan kelebihan, membangun kembali system nilai pribadi, mengembangkan rasa.

PENAMPILAN
e. Pentingnya beberapa gerak penyerta (body action).
f. Prinsip-prinsip yang menyertai gerak penyerta.
g. Beberapa pentunjuk praktis.


IV
HUBUNGAN MASYARAKAT



PENDAHULUAN
Hubungan masyarakat menjalankan fungsi dan tugas penerangan didalam jajaran masing-masing. Tugas Humas yang perlu diperhatikan ada beberapa hal sebagai berikut :
a. Pelaksanaan tujuan ke dalam dan keluar melalui pendekatan informatif, edukatif, persusif, dan dihindarkan pendekatan yang bersifat imperatif dan punitive.
b. Proses komunikasi lewat kegiatan dilakukan berencana dan terus menerus yang meliputi keterampilan komunikator, pesan yang disampaikan akurat, obyektif, punya daya pengaruh yang kuat guna berhasilnya mencapai sasaran yang telah ditetapkan.

PENGERTIAN
Hubungan masyarakat disebut juga public relation (purel), dengan ruang lingkup (scope) kegiatan yang menyangkut baik individu ke dalam maupun individu keluar dan semua kegiatan diselenggarakan dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi masing-masing lembaga atau organisasi.

TUJUAN HUMAS
Mengembangkan hubungan yang harmonis dengan pihak lain yakni public (umum, masyarakat). Tujuan Humas adalah untuk menciptakan, membina dan memelihara sikap budi yang menyenangkan bagi lembaga atau organisasi di satu pihak dan dengan publik di lain pihak dengan komunikasi yang harmonis dan timbale balik.

PRINSIP POKOK HUMAS
c. Bahwa ”Humas bertolak belakang dari dalam Organisasi”. Berhasil tidaknya hubungan suatu organisasi dengan masyarakat sangat dipengaruhi oleh ”SIKON” di dalam (intern) organisasi yang bersangkutan.
d. Bahwa ”tindakan perorangan membawa nama keseluruhan”. Tindakan-tindakan humas sebenarnya bukan saja dilakukan oleh unit kerja Humas sendiri, tetapi juga oleh seluruh jajaran organisasi.
e. Bahwa nama baik organisasi tidaklah tergantung kepada apa yang dikerjakan.
f. Prinsip banyak bekerja dan bicara.

PROSES PELAKSANAAN TUGAS HUMAS
g. Menyelidiki dan mendengar (fact finding)
Taraf research-listening atau fact finding; meliputi penelitian pendapat, sikap dan reaksi orang-orang/ publik.
h. Mengambil ketentuan dan merencanakan (planning)
Setelah pendapat, sikap dan reaksi publik dianalisa, lalu diintegrasi atau diserahkan dengan kebijaksanaan dan kegiatan organisasi.
i. Melaksanakan komunikasi (coomunicating)
Rencana-rencana di atas harus dikomunikasikan dengan semua pihakyang bersangkutandengan metode yang sesuai.
j. Penilaian (evaluation)
Dinilai segi-segi berhasil dan tindakannya, apa sebab-sebabnya, apa yang sudah dicapai, apa sebab-sebabnya, apa yang sudah dicapai, apa resep kemanjurannya dan apa faktor penghambatnya.











V
HAKIKAT HUMAS



RUANG LINKUP HUMAS
Hubungan masyarakat (Humas) meliputi antara lain:
a. Pengumpulan dan pengolahan data
b. Penerangan
c. Publikasi
Pengumpulan dan pengolahan data mempunyai tugas mengumpulkan dan mengolah data untuk keperluan informasi bagi masyarakat dan lambang serta informasi umpah balik dari masyarakat.
Penerangan mempunyai tugas mempersiapkan pemberian penerangan kepada masyarakat tentang kebijakan dan pelaksanaan kegiatan lembaga melalui media massa.
Publikasi mempunyai tugas mengurus publikasi tentang kebijakan dan pelaksanaan kegiatan lembaga.

PERINCIAN TUGAS HUMAS
Berdasarkan tugas pokok tersebut, maka Humas memerinci lebih lanjut tugas pokok tersebut sebagai berikut:
Pengumpilan dan pengolahan data
1) Mengumpilkan data untuk keperluan informasi.
2) Mengolah data.
3) Menyajikan data sehingga siap digunakan.
b. Penerangan
c. Publikasi


3. SASARAN HUMAS
4. STRAGTEGI POKOK HUMAS
5. STRATEGI OPERASIONAL HUMAS
Strategi operasional yang digunakan oleh Humas adalah sebagai berikut:
Pendekatan kemasyarakatan.
Pelaksanaan program Humas dilakukan dengan pendekatan kemasyarakatan, malalui mekanisme sosiol-kultural.
Pendekatan koordinatif dan integrasif.
Pendekatan ini dilakukan dengan koordinasi dan integrasi di dalam Badan Koordinasi Kehumasan (BAKOHUMAS) untuk mempercepat tercapainya program Humas.
Pendekatan edukatif dan persuasive.
Penyelenggaraan system penerangan terpadu.

6. PROGRAM HUMAS
Sesuai peranannya sebagai pengabdi untuk kepentingan umum, sebagai mediator antara pimpinan dengan publik, dan sebagai dokumentator, maka program humas dititikberatkan pada:
Program pelayan.
Program mediator.
Program dokumentator.

7. MEDIA METODE HUMAS
Media memegang peranan penting dalam mensukseskan upaya Humas, lebih-lebih bila dilihat populasi jangkauan Humas sangat luas dan banyak jumlahnya.
1) Media tradisional dengan metode tatap muka.
2) Media massa dengan metode tidak langsung.

MONITOR DAN EVALUASI
Setiap hari diadakan monitor dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas Humas, khususnya yang menyangkut fungsi pelayanan dan pendapat umum yang tertera dalam berbagai media massa
VI
KEHUMASAN PEMERINTAHAN



HUMAS SEBAGAI KOMUNIKATOR
Di samping itu perlu adanya pengertian, penerimaan dan keikut sertaan publiknya. Yang dimaksud dengan publik adalah publik intern maupun ekstern. Humas merupakan suatu alat untuk mempelancar jalannya interaksi serta penyebaran informasi melalui pers, radio, televisi, dan media lainnya.
Singkatnya, humas sebagai komunikator mempunyai fungsi ganda yaitu: keluar, ia memberikan informasi kepada khalayak sesuai dengan kebijaksanaan instansinya dank ke dalam, ia wajib menyerap reaksi dari khalayak untuk kepentingan instansinya.

TUGAS KEHUMASAN PEMERINTAHAN
a. Tugas strategis : ikut serta dalam decision making process.
b. Tugas taktis : - memberikan informasi
- memberikan motivasi
- menjalankan komunikasi timbale balik
- membuat citra yang baik.

KEMAMPUAN PEJABAT HUMAS
Harus juga mempunyai kemampuan untuk menguasai segala permasalahan instansinya.
Kemampuan yang dimaksud dapat digambarkan antara lain :
Kemampuan mengamati dan menganalisa pesoalan.
Kemampuan menarik perhatian
Kemampuan mempengaruhi pendapat umum.
Kemampuan menjalin kerjasama dan saling percaya dan akrab.

4. APARAT KEHUMASAN PEMERINTAHAN
Dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi kehumasan, sebagai aparat kehumasan pemerintah, maka berbagai kegiatan yang perlu diperhatikan antara lain :
Membina pengertian pada khalayak / publik terhadap kebijaksanaan pimpinan, baik kepada khalayak intern maupun khalayak ekstern.
Menyelenggarakan dokumentasi kegiatan-kegiatan pokok instansi pemerintah, terutama yang menyangkut publikasi.
Memonitor dan mengevaluasi tanggapan dan pendapat masyarakat.
Mengumpulkan data dan informasi yang dating dari berbagai sumber.
Bentuk produk humas yang dihasilkan seperti majalah, bulletin, pres release, poster, folder pamphlet, selebaran dan lain-lain.
5. PEMBINAAN KEHUMASAN MELALUI BAKOHUMAS
Pembinaan yang dimaksud dalam hubungan ini adalah usaha-usaha dan kegiatan yang ditujukan untuk mengembangkan fungsi humas dan kedudukan profesi kehumasan dengan tujuan agar terpeliharanya hubungan yang harmonis serta tumbuhnya sikap kemampuan berkomunikasi antara pemerintah dengan masyarakat dan sebaliknya.















VII
KOMUNIKASI PERSUASIF DALAM KEHUMASAN

Pengertian komuniaski persuasif, adalah berasal dari istilah persusion (Inggris). Sedangkan istilah persuasion itu itu sendiri itu sendiri diturunkan dari bahasa latin: ”persuasio”, kata kerjanya to persuade, yang dapat diartikan sebagai mrmbujuk, merayu, meyakinkan dan sebagainya.
Membicarakan komunikasi persuasi dalam kehumasan, maka kita tidak dapat lepas dari Humas Relation yang sering kita dengar dan digunakan dalam pembicaraan-pembicaraan sehari-hari.
Tujuan pokok dari persuasi adalah untuk mempengaruhi pikiran, perasaan, dan tingkah laku seseorang, kelompok untuk kemudian melakukan tindakan / perbuatan sebagaimana dikehendaki.















VIII
KHALAYAK DALAM KEHUMASAN

Pada dasarnya hubungan Masyarakat bertujuan menanamkan serta mendapat pengertian, goodwill, penghargaan dan kepercayaan dari publik lembaga yang bersangkutan baik internal maupun eksternal untuk akhirnya dapat diciptakannya opini publik yang favourable bagi kelanjutan kehidupan badan atau lembaga tadi.
Dari batasan tersebut, dapat dikemukakan bahwa Hubungan Masyarakat itu terbagi atas dua macam :
Hubungan Masyarakat Ke Dalam (Internal Public)
Tujuan dari pada Hubungan Masyarakat ke dalam ialah pada hakikatnya untuk meningkatkan kegairahan bekerja para karyawan lembaga dan atau instansi yang bersangkutan.
Hubungan Masyarakat Keluar (External Public)
Hubungan masyarakat keluar turut menentukan keberhasilah kegiatan hubungan masyarakat suatu badan atau lembaga.
Khalayak dari hubungan masyarakat keluar ini antara lain: langganan, masyarakat sekeliling lembaga, pemerintah, pers dan sebagainya.
Berdasarkan macam-macam khalayak ini, dikenal:
Customer relations
Community relations
Government relation
Press relations, dan sebagainya.